iklan

KESEHATAN, HEADLINE

Kemenkes – MENZIES mulai adakan lokakarya penerapan metode wolabchia di TL

Kemenkes – MENZIES mulai adakan lokakarya penerapan metode wolabchia di TL

Foto bersama disela-sela lokakarya untuk melakukan penerapan metode wolabchia di Timor-Leste. Foto spesial

DILI, 06 desember 2024 (TATOLI)—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama School of Health Research (MENZIES) mengadakan lokakarya untuk melakukan penerapan metode wolabchia di Timor-Leste (TL).

“World Mosquito Program (WMP) adalah sebuah LSM dari Monash University dan misinya untuk melindungi masyarakat global dari penularan penyakit menular melalui nyamuk seperti demam berdarah, Zika, Chikungunya dan Demam Kuning,” kata Wakil Menteri Kesehatan urusan Penguatan Kelembagaan, Jose Magno dalam sambutannya pada lokakarya yang digelar di Hotel J World Cristo Rei Dili, jumat ini.

Ia mengatakan World Mosquito Program menggunakan bakteri bernama Wolbachia yang secara alami ada di sekitar 60% tubuh serangga. Ketika nyamuk ini memiliki wolbachia di tubuhnya, mereka tidak lagi mampu menularkan virus demam berdarah ke manusia. Wolbachia aman bagi manusia, hewan dan lingkungan dan telah diterapkan di 14 negara di dunia termasuk negara tetangga seperti Indonesia dan Australia.

Dilaporkannya, demam berdarah telah menjadi perhatian kesehatan masyarakat di Timor-Leste, dengan berbagai epidemi dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2022, kasus demam berdarah berjumlah 5.658 dan total kematian akibat kasus demam berdarah berjumlah 58. Tahun berikutnya berlanjut dengan kasus demam berdarah, namun terjadi penurunan prevalensinya serta jumlah kematian juga lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

“Niat kami menggunakan metode Wolbachia sejalan dengan metode yang sudah ada untuk memerangi penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk,” ujarnya.

Pada bulan april 2022, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Menzies dan World Mosquito Program (WMP) mengadakan lokakarya tentang Wolbachia di Dili. Pada agustus dan september 2022, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Menzies dan World Mosquito Program (WMP) untuk mengadakan lokakarya.

Rencananya, nyamuk yang sudah berwolbachia akan dilepas liarkan di kawasan pemukiman masyarakat kurang lebih 20 km di kota Dili selama lima bulan dan akan dimulai pada desember 2024 ini.

“Kita akan mulai berbicara dengan masyarakat untuk berbagi informasi tentang cara kami bekerja dan menjawab pertanyaan atau kekhawatiran mereka sebelum melepaskan nyamuk ber-Wolbachia. Ketika kita mendapat dukungan kuat dari masyarakat atas pekerjaan ini, kita akan kembali mulai melepaskan nyamuk ber-Wolbachia pada tahun 2025,” jelasnya.

Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Kesehatan Timor-Leste, Action on Poverty (AOP), WMP dan Menzies Timor-Leste dengan dana yang dialokasikan oleh DFAT melalui kemitraan antara Health Region Initiative (PHR ) dan Macquarie Group Foundation.

Di tempat yang sama, Perwakilan MENZIES, Nelson Martins menginformasikan demam berdarah hingga saat ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Timor-Leste. Setiap tahun penyakit ini terus berdampak dan membunuh banyak anak di Timor-Leste.

Timor-Leste telah mengalami wabah demam berdarah dengan case fatality rate (CFR) yang sangat tinggi sebanyak tiga kali pada tahun 2005, 2020, 2021.

“Pada Januari 2022 saja dilaporkan sebanyak 1.286 kasus, dimana 790 (61,4%) diantaranya adalah anak-anak di bawah usia 14 tahun, 142 kasus DBD berat, dan 20 kasus dilaporkan meninggal dunia sehingga melaporkan case fatality rate sebesar 1,6%. Kebanyakan kasus yang datang ke rumah sakit didiagnosis berdasarkan tanda dan gejala klinis,” jelas Nelson.

Kotamadya Dili melaporkan jumlah kasus tertinggi sebanyak 857 kasus,6%, disusul Kota Manatuto 92,7,2%. Demam berdarah merupakan penyakit endemik di Timor-Leste sepanjang tahun, dengan puncak penularan dilaporkan pada bulan desember hingga april.

“Pada tahun 2020, Menzies, WMP dan Action on Poverty (AOP) bekerja sama dengan Kemenkes Timor-Leste menerapkan metode Wolbachia di Timor-Leste dengan tujuan utama mengurangi demam berdarah di Timor-Leste,” katanya.

Wolbachia merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu. Wolbachia pada spesies serangga muncul persen termasuk aman bagi manusia dan lingkungan. Analisis risiko independen menunjukkan bahwa pelepasan nyamuk ber-Wolbachia menimbulkan risiko yang tidak jelas terhadap manusia dan lingkungan. Wolbachia hidup di dalam tubuh serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak membawa Wolbachia, namun nyamuk lain membawa wolbachia di tubuhnya.

World Mosquito Program (WMP) adalah sebuah LSM dari Monash University dan misinya adalah untuk melindungi komunitas global dari penularan penyakit menular melalui nyamuk seperti Demam Berdarah, Zika, Chikungunya dan demam kuning.

Reporter : Mirandolia Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!