DILI, 19 september 2024 (TATOLI) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama ADB (Asian Development Bank) mengadakan lokakarya, konsultasi dan pemutakhiran manual farmakovigilans nasional untuk menjamin kualitas obat-obatan di Timor-Leste.
“Tujuan dari lokakarya ini adalah untuk berkolaborasi dengan mitra ADB untuk melihat dan merespons dengan baik farmakovigilans kita di negara ini, untuk menyelesaikan tenggat waktu tentang cara pemantauan dan pengawasan berkualitas pada obat-obatan di negara ini,” kata Wakil Menteri Kesehatan Bidang Operasional Rumah Sakit, Flávio Brandão Mendes de Araújo di Timor-Plaza, kamis ini.
Farmakovigilans adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mendeteksi, menilai, memahami, dan mencegah efek samping atau masalah lain yang terkait dengan penggunaan obat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), farmakovigilans mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan keamanan obat setelah mereka dipasarkan.
Ia menekankan pentingnya workshop ini untuk membicarakan obat-obatan yang memerlukan kualitas untuk bisa memberikan pelayanan kepada pasien.
“Untuk menjamin mutu obat harus memiliki standar yang kuat, selaras dengan situasi saat ini dan praktik regional dan internasional, sehingga kita dapat memastikan apa yang ada di negara kita, mengaturnya sesuai dengan itu”, paparnya.
Dijelaskannya, Pemerintah Timor-Leste bekerja sama dengan Pemerintah Australia menguji obat-obatan untuk memastikan kualitasnya. Namun sebagai sebuah negara, kita harus melihat standar masa depan yang bisa dicapai oleh Timor-Leste di sini.
Pada saat yang sama, Country Director ADB di Timor-Leste, Estefania Dina, mengatakan lokakarya ini diadakan untuk fokus pada tinjauan partisipatif yang memasukkan perspektif sementara.
“Inisiatif ini telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan tingkat kematangan sistem farmasi di berbagai negara di Asia dan Pasifik melalui penilaian, pembaruan kebijakan, perbaikan peraturan, peningkatan kapasitas dan berbagi pengetahuan. Jadi, proyek asuransi telah menjadi landasan yang kokoh untuk kami bangun,” jelasnya.
Ia mengatakan revisi pedoman farmakovigilans pada lini tersebut bukan hanya sekedar upaya birokrasi, namun untuk meningkatkan kapasitas regulasi nasional, menunjukkan standar acuan global dan mencerminkan komitmen menjaga kesehatan masyarakat manusia.
“Kami akan mengembangkan dan memperbarui manual farmakovigilans nasional yang akan menjadi dokumen panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dan melalui implementasinya, dan kami dapat memperkuat sistem regulasi,” ujarnya.
Direktur Layanan Penunjang Diagnostik dan Terapi HNGV (Rumah Sakit Nasional Guido Valadares), Vidal Lopes, menginformasikan bahwa program konsultasi ini penting bagi HNGV karena dengan obat-obatan untuk kesehatan manusia, dan semua orang perlu berpikir bersama untuk melihat hal tersebut.
“ Melalui workshop ini dapat membuka pikiran bahwa orang sangat penting bagi pasien. Jadi, kita harus mengevaluasi dan perlu mendeteksi obat-obatan yang berbahaya bagi kesehatan manusia, maka kita dapat mencegah mereka untuk membahayakan kesehatan pasien itu sendiri,’ paparnya.
Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian (assessment), pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat.
Reporter : Felicidade Ximenes (Penerjemah: Cidalia Fátima)
Editor : Armandina Moniz