DILI, 28 agustus 2024 (TATOLI)— Presiden Republik, José Ramos Horta menganugerahi penghargaan “Orden Timor-Leste Grande Colar” kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres.
Presiden Republik, José Ramos Horta, melalui Keputusan Presiden No. 88/2024, memberikan penghargaan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Insinyur António Guterres dengan penghargaan “Orden Timor-Leste Grande Colar” karena, melihat kontribusi signifikan dari António Guterres terhadap kepentingan bangsa dan rakyat Timor.
Orden Timor-Leste dibentuk berdasarkan keputusan undang-undang No. 20/2009, tanggal 6 mei, yang dimaksudkan untuk mengakui dan berterima kasih kepada warga negara dan warga negara asing atas perilaku atau tindakan mereka yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kepentingan bangsa dan rakyat Timor-Leste.
Orde Timor-Leste memiliki empat gelar seperti Grande Colar yang diberikan kepada Kepala Negara dan Pemerintahan atas tindakan bermartabat negara sahabat.
Kompetensi Presiden Republik untuk memberikan Perintah dan melaksanakan kepatuhan sesuai dengan pasal 5 ayat (a) undang-undang keputusan nomor 20/2009, 6 mei.
“António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB sejak 01 Januari 2017, dengan sejarah panjang dedikasi dan advokasi berkelanjutan dalam membela kesetaraan dan solidaritas antar manusia, keadilan dan hak asasi manusia dan perdamaian, adalah teladan dan inspirasi, serta Komisaris Tinggi Pengungsi 2005-2015, kontribusinya terhadap kemanusiaan dan atas hak asasi manusia,” demikian tulis siaran pers yang diakses TATOLI dari media Istana Kepresidenan, rabu ini.
Sementara Antonio Guterres sebagai mantan Perdana Menteri Portugal pada tahun 1995-2002, sebagai pembela hak rakyat Timor-Leste atas penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan, memainkan peran mendasar dalam penyelesaian masalah Timor-Leste, dan menyaksikan komitmen dari Sekretaris Jenderal dalam urusan dan fakta global Timor-Leste kini menjadi contoh bagi dunia persatuan untuk membawa perdamaian dan keamanan ke dunia melalui diplomasi yang efektif.
Ia selalu menjadi sahabat Timor-Leste atas kerja dan upayanya untuk memastikan bahwa Timor-Leste menikmati kebebasan dan hak kemerdekaannya saat ini dengan negara-negara lain.
Dengan demikian, Presiden Republik sesuai dengan ketentuan pasal 85 ayat (j) konstitusi dan dikonjugasikan dengan pasal 2 undang-undang ketetapan No. 20/2009, 6 Mei, dekrit menganugerahi Insinyur António Manuel de Oliveira Guterres, Sekretaris Jenderal PBB dengan penghargaan “Orden Timor-Leste Grande Colar”.
Antonio Guterres, yang lahir pada 30 April 1949 di Lisbon, Portugal, memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses kemerdekaan Timor-Leste. Sebagai seorang politisi dan diplomat, Guterres menjabat sebagai Perdana Menteri Portugal dari tahun 1995 hingga 2002 dan kemudian sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2017.
Salah satu kontribusi paling penting António Guterres adalah dukungannya terhadap pelaksanaan referendum yang diadakan pada tahun 1999. Referendum ini merupakan titik balik bagi rakyat Timor-Leste untuk menentukan nasib mereka sendiri setelah lebih dari dua dekade pendudukan Indonesia. Pada saat itu, António Guterres berperan aktif dalam memobilisasi komunitas internasional untuk mendukung proses referendum tersebut dan memastikan bahwa hasilnya akan diakui secara global.
Setelah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB, Guterres terus menunjukkan komitmennya terhadap Timor-Leste dengan mendukung partisipasinya dalam forum-forum internasional seperti KTT ASEAN. Dalam kapasitas ini, ia mengakui pentingnya kerjasama regional dan global serta menekankan perlunya dukungan berkelanjutan bagi negara-negara yang baru merdeka seperti Timor-Leste.
Secara keseluruhan, kontribusi Antonio Guterres terhadap kemerdekaan Timor-Leste meliputi dukungan langsung terhadap referendum, advokasi hak asasi manusia, keterlibatan diplomatik aktif, serta perannya di PBB yang terus mendukung pembangunan perdamaian dan stabilitas di Timor-Leste.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz