DILI, 07 Agustus 2024 (TATOLI)—Kepala Unit Departemen Penyakit Dalam, Gustavo do Rosario, meminta pasien cuci darah untuk tetap melanjutkan pengobatan hemodialisis di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), selama kunjungan Paus Fransiskus ke Timor-Leste pada 09 hingga 11 september 2024.
“Menurut informasi yang dikeluarkan bahwa, saat Paus Fransiskus melakukan kunjungan, semua aktivitas diliburkan. Namun, saya tetap minta kepada para pasien cuci darah yang tinggal di Liquiça, Ermera, Dare, Tibar, Hera termasuk di Tasi-Tolu untuk tetap mendatangi rumah sakit nasional untuk melakukan hemodialisis,” kata Dokter Gustavo do Rosario, pada wartawan di HNGV Bidau Dili, rabu ini.
Hemodialisis atau cuci darah adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak.
Dikatakan, jika para pasien cuci darah tidak melakukan Hemodialisis maka akan berdampak pada kesehatan dan nyawa mereka. “Misalnya kendaraan angkutan umur otomatis juga tidak melakukan aktivitas, dan semua jalan ditutup, maka bagaimana dengan pasien cuci darah, karena mereka tinggal di Tibar, Liquiça, Ermera, Dare dan Hera dan ada juga yang tinggal di Tasi Tolu. Jadi, bagaimana Pemerintah bisa mengatasi hal tersebut agar pasien bisa tetap datang untuk melakukan pengobatan cuci darah,” ujarnya.
Dijelaskanya, HNGV telah menyiapkan daftar 102 pasien cuci darah yang akan diteruskan ke instansi terkait agar bisa datang melakukan Hemodialisis dengan didampingi keluarga.
“HNGV telah siapkan daftar pasiennya dan kita kirimkan agar mereka datang didampingi keluarga dalam mengakses ke HNGV untuk berobat. Namun, itu semua tergantung pada pemerintah karena informasi yang ada bahwa tidak ada akses. Namun, kami minta untuk diberikan akses kepada pasien cuci darah dan keluarga yang mendampingi untuk melakukan Hemodialisis di HNGV,” katanya.
Dikatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait untuk memudahkan pasien cuci darah dan keluarga yang mendampingi untuk datang ke HNGV untuk melakukan Hemodialisis.
Disebutkan juga, pasien pasien yang mencuci darah di HNGV berjumlah 102 orang. Dari total pasien itu, ada yang melakukan Hemodialisis dua kali seminggu atau tiga kali seminggu. Dan Pasien tersebut terdiri dari 48 perempuan dan 54 laki-laki yang sedang menjalani perawatan transfusi darah di bagian hemodialisis.
“Jumlah dari data tersebut dihitung sejak tahun 2012 hingga saat. Pasien cuci darah berusia rata-rata antara 35 hingga 40 tahun,” paparnya.
Dalam laman Alodokter yang dikutip Tatoli, menyebutkan cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Prosedur yang menggunakan mesin khusus ini dilakukan pada pasien yang mengalami gagal ginjal.
Cuci darah dilakukan dengan tujuan untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme tubuh yang seharusnya dibuang oleh ginjal. Fungsi ginjal ini bisa terganggu akibat gagal ginjal, baik gagal ginjal kronis maupun gagal ginjal akut.
Cuci darah merupakan salah satu dari tiga terapi pengganti fungsi ginjal, selain continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci darah lewat perut dan transplantasi ginjal.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz