DILI, 31 mei 2024 (TATOLI)– Perdana Menteri, Xanana Gusmão, secara resmi menyampaikan undangan dari Presiden Republik, José Ramos Horta, kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, untuk hadir dalam perayaan HUT Referendum ke-25 Referendum.
Undangan dengan karakter istimewa dari Kepala Negara Horta dan rakyat Timor-Leste ini secara resmi diserahkan oleh Kepala Pemerintahan Xanana Gusmão kepada Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, setelah menghadiri pembukaan Konferensi Internasional ke-IV tentang Negara-Negara Kecil yang Berkembang (SIDS) di São João, Antigua dan Barbuda, pada senin (27/05/2024).
Dalam siaran pers yang diakses Tatoli, menyebutkan Perdana Menteri Xanana mengatakan bahwa undangan ini sangat istimewa bagi Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres dari rakyat Timor-Leste.
Selain itu, undangan istimewa tersebut juga akan disampaikan kepada tamu penting lainnya seperti Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan beberapa negara yang diundang untuk mengikuti perayaan Referendum dari tanggal 20-30 Agustus 2024, untuk mengingatkan tentang sejarah perjuangan Timor-Leste untuk kemerdekaannya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres merasa terhormat dapat bertemu dengan Kay Rala Xanana Gusmão sebagai pemimpin perlawanan Timor-Leste dan rakyat Timor-Leste yang menjadi teman baik dari pemimpin PBB ini.
“Selamat datang, sahabat besar Kay Rala Xanana Gusmão. Kami bangga dapat bertemu dengan Anda di tempat ini. Terima kasih atas kehadiran Anda dalam pertemuan ini,” kata António Guterres saat menerima kartu dari Xanana Gusmão dan berjabat tangan, sambil saling tersenyum sebagai sahabat baik.
António Guterres mengucapkan terima kasih atas undangan ini, namun pimpinan PBB ini belum dapat memberikan tanggapan terkait partisipasinya, karena saat ini PBB sedang fokus pada perdamaian dan stabilitas di seluruh negara.
António Guterres selama ini memiliki hubungan yang baik dengan rakyat dan pemimpin-pemimpin Timor-Leste hingga saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, terus memperkuat kerjasama dengan Timor-Leste, membentuk kemitraan dengan negara-negara anggota lainnya dalam sistem global PBB dalam rangka membantu memperbaiki dan membangun Timor-Leste di berbagai sektor.
Pada tanggal 5 mei 1999, Menteri Luar Negeri Portugal, Jaime Gama, dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas, dengan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, menandatangani Persetujuan New York yang meresmikan pelaksanaan jajak pendapat dengan rakyat Timor-Leste.
Pada tanggal 30 Agustus di tahun yang sama, PBB, melalui Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor-Leste, menyelenggarakan jajak pendapat. Rakyat Timor-Leste memiliki dua pilihan: memilih status otonomi khusus di Indonesia atau merdeka.
Pada tanggal 04 september 1999, PBB mengumumkan bahwa dari total 451.796 pemilih yang terdaftar, 446.953 orang memberikan suara. Hasilnya, 344.580 suara (78,5%) mendukung kemerdekaan dan 94.388 suara (21,5%) mendukung otonomi.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz