DILI, 27 April 2023 (TATOLI)—Perwakilan Dana Anak Anak Perserikatan Bangsa Bangsa (UNICEF), Bilal Durani, mengatakan sebelum beranjak ke tahun 2023 UNICEF memberikan prioritas kepada lima sistem kesehatan untuk mencegah malnutrisi dan stunting di Timor-Leste (TL).
“Masalah nutrisi dan stunting itu 100% dapat dicegah karena penyebab dari stunting dan malnutrisi melalui pratek yang tidak benar. Sehinga, lima pesan penting bagi masyarakat untuk mencegah stunting dan malnutrisi,” kata Bilal Durani dalam konferens pers yang diselenggarakan oleh Unit misi Cegah Stunting (UNIMICS) dan dihadiri oleh Perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), United Nations (UN), WFP dan Uni Eropa, di Palásiu Governu (Istana Pemerintah) Dili, kamis ini.
Dijelaskan, sistem kesehatan yang pertama adalah ibu hamil dari bulan pertama harus memperhatikan kesehatan nutrisinya karena cenderung akan mengalamai kurang darah (anemia), kedua harus rutin melakukan perawatan empat kali di klinik selama masa kehamilan, ketiga harus rutin minum obat kehamilan yang diansurkan oleh dokter melalui diagnose di klilnik, keempat harus memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif kepada bayi baru lahir hingga 23 bulan dan kelima memberikan makanan yang bernutrisi pada bayi dari enam hingga 23 bulan dan menjaga kebersihan anak.
“Di Timor-Leste, sekitar 28% bayi yang baru lahir, orang tuanya memberikan susu formula karena menganggap bahwa susu formula lebih baik dari Air Susu Ibu (ASI) dan ini persepsi yang salah. Selain itu, sekitar 83% bayi tidak mendapatkan makanan yang mengandung nutrisi tinggi,” ujarnya.
Perwakilan WHO, Dokter Vinay Bothra, mengatakan di semua kotamadya di TL merupakan keadaan darurat pada malnutrisi dan stunting, sehingga perlu adanya informasi pencegahan yang didukung oleh peran penting dari media.
“Ada dua penyebab malnutrisi yakni makanan yang diberikan tidak bernutrisi dan bayi sakit, sehingga masalah ini harus diselesaikan, dan ini merupakan tujuan utama untuk memberikan informasi kepada masyarakat Timoe-Leste,” jelasnya.
Menurutnya, untuk mencegah malnutrisi dan stunting maka Pemerintah harus memperbaiki infrastruktur yang memadai, pendapatan ekonomi, pertanian, dan juga sistem pendidikan.
Iha mengatakan, dampak dari stunting dan malnutrisi dapat mengakibatkan anak tidak mendapatkan masa depan yang cerah, kurang pendapatan ekonomi dan juga harapan untuk hidup berkurang lima tahun.
“Memberdayakan ibu dan memperhatikan bayi dan anak anak, ini merupakan solusi terpenting dalam memperbaiki malnutrisi,” katanya.
Menurut data penilitian stunting tahun 2020 di Timor Leste (TL) menunjukkan terdapat 47.1% dan yang paling tertinggi 63.4% terdapat di kotamadya Ermera, 60.3% di Ainaro dan 57.1% di Oé-Cusse.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Cancio Ximenes