DILI, 09 desember 2021 (TATOLI)— Organisasi Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) melalui proyek pendidikan ICT (Informatioan, Comunicatioan Technology) telah memfasilitasi 5.542 siswa di Wilayah Administratif Khusus Oecusse-Ambeno (RAEOA).
Proyek tersebut memanfaatkan ICT untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan di Timor-Leste (TL) dengan durasi dua tahun (Mei 2019-Mei 2021) melalui kerja sama dengan Sekretaris Daerah Pendidikan dan Solidaritas Sosial, RAEOA dengan total anggaran $959,129.00.
Penerima manfaat dari proyek ICT ini terdiri dari 5.542 siswa laki-laki (48%) dan perempuan (52%). Mereka berasal dari Sekolah Dasar, Pra-sekolah dan Sekolah Menengah Atas. Selain itu, program ini juga diberikan untuk 118 staf pemerintah di RAEOA dan 168 guru sekolah.
Perwakilan UNDP di TL, Munkhtuya Altangerel mengatakan status pendidikan di Oé-Cusse dipengaruhi oleh kurangnya pendidikan keterampilan di sekolah menengah, kurangnya materi pendidikan dalam bahasa nasional (Tetum), dan akses ke pembelajaran dan peralatan ICT.
“Tantangan-tantangan ini menimbulkan hambatan yang signifikan untuk mencapai tujuan pembangunan negara,” jelasnya pada Tatoli dalam wawacara special di Kantor PBB, Caicoli, selasa.
Dikatakan, tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan pendidikan dasar dan menengah dengan membekali anak-anak dan remaja di Oé-Cusse dengan keterampilan dan pengetahuan ICT.
Katanya, tantangan yang dihadapai UNDP selama, adalah proses pengembangan sendiri dimana 42% populasi Oe-cusse di bawah 15 tahun dan sebagian besar berada di daerah pedesaan dan pegunungan.
Penetrasi internet anak muda mencapai 31% (tahun 2018) dan kurangnya fasilitas peralatan dan pengetahuan ICT yang terbatas. Fasilitas belajar yang tidak memadai merupakan tantangan besar bagi siswa pedesaan untuk menerima pendidikan yang layak dengan teknologi yang lebih baik.
Dijelaskan, lebih dari 800 guru terlibat dalam pengajaran dan hanya 2% dari mereka yang memiliki sedikit pengetahuan tentang ICT.
Setelah menerapkan proyek tersebut selama dua tahun, katanya, UNDP telah memfasilitasi 13.504 Siswa sekolah menengah dengan prosentasi 48% laki-laki dan 52% perempuan yang mengembangkan keterampilan aplikasi komputer pada aplikasi Office, Internet, email, teknologi multimedia, desain situs web dan penulisan CV.
Dilanjutkan bahwa, adapun, 50 siswa sekolah menengah dan kejuruan dilatih tentang robotika dan teknologi LoT (Internet of things), 2.038 siswa sekolah dasar dan pra-sekolah menengah (laki-laki: 47%, perempuan: 53%), menerima operasi komputer dasar, aplikasi, dan pengenalan perangkat lunak dan pengetahuan perangkat keras menggunakan dua lab komputer bergerak.
Sebanyak 168 guru sekolah (74% laki-laki dan 26% perempuan) dilatih tentang Internet, Email, Perangkat Lunak Sumber Terbuka, dan aplikasi kantor. Sebanyak 118 staf pemerintah (57% pria dan 43% wanita) terlatih dalam manajemen file, aplikasi kantor, dan manajemen data kantor.
Selain itu, 120 siswa sekolah mengembangkan keterampilan ICT tingkat lanjut melalui bootcamp tiga hari dan pameran dari pelatih nasional dan internasional.
Salah Satu Siswa Penerima Proyek, Immaculada Ena berumur 17 tahun mengatakan bahwa kemampuan yang didapatkan dari proyek ICT ini memberikan keuntungan besar dalam melamar ke universitas atau bekerja di masa depan.
“Dulu saya tidak tahu bagaimana meneliti di internet. Sekarang saya mengerti dan hanya memiliki sedikit pengetahuan. Proyek presentasi saya adalah tentang polusi, terutama polusi global yang mempengaruhi planet kita. Saat ini, planet kita dalam bahaya,” jelas Immaculada.
Sebelumnya, pada 10 agustus 2021, UNDP dan Kementerian Pendidikan Pemuda dan Olahraga (MEJD) telah menandatangani persetujuan dalam melanjutkan kerja sama untuk meningkatkan pendidikan ICT bagi sekolah menengah dan kejuruan di TL.
Di bawah kemitraan ini, UNDP dan MEJD akan bekerja sama untuk mengembangkan proyek lima tahun (2021-2025) Digitalisasi Sistem Pendidikan dan keterampilan ICT untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Timor-Leste (DES-TL) dan mempercepat proses belajar.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz