DILI, 07 desember 2021 (TATOLI)— Sedikitnya 120 orang tunanetra yang tergabung dalam Yayasan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Mata Timor-Leste (AHDMTL-Asosiasaun Halibur Defiensia Matan Timor-Leste) menyelesaikan pelatihan huruf Braille untuk meningkatkan akses mereka pada informasi tentang pemilihan Presiden Republik (Pilpres) pada 2022.
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh United Nations Development Program (UNDP) yang didukung Pemerintah Jepang dan AHDMTL. Pelatihan dilakukan di tiga kota yaitu Aileu, Lautem dan Manufahi dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan tunanetra dalam pemilihan Pilpres pada 2022.
Pelatihan dilakukan selama dua minggu dilaksanakan di bawah Proyek UNDP COVID-Resilient Elections (CORE-TL) yang mendukung TL untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang tahan Covid, terinformasi dan inklusif baik di tingkat nasional maupun daerah.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, peserta dapat meningkatkan kapasitas huruf Braille mereka serta akses ke informasi tentang pemilu dan langkah-langkah pencegahan Covid-19.
Pada acara penutupan di Hotel Timor dihadiri perwakilan UNDP, AHDMTL, dan Kedutaan Besar Jepang di TL. Mereka menyampaikan pentingnya kegiatan ini berkontribusi pada inklusif penyandang disabilitas dalam mengakses informasi pemilu.
Perwakilan UNDP di TL, Munkhtuya Altangerel mengatakan tidak meninggalkan siapa pun adalah salah satu prinsip universal dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan kerentanan yang merusak potensi individu.
“Melalui Proyek Tahan Covid UNDP, kami mempromosikan inklusif kelompok yang kurang terwakili, seperti perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas, untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pemilu dan akses ke demokrasi, “jelas Munkhtuya di Hotel Timor, senin.
Sementara itu, Direktur Asosiasi AHDMTL, Gaspar Afonso, menyatakan bahwa selain memungkinkan para peserta untuk menjadi bagian dari pemilu mendatang, ruang pendidikan inklusif ini memberi mereka alat yang dapat direplikasi dalam pelatihan di masa depan kepada orang-orang tunanetra lainnya.
Penasihat Kedutaan Besar Jepang di TL, Kazumi Yamada, mengatakan pemilu yang bebas dan adil yang mencakup semua pemilih yang memenuhi syarat adalah landasan demokrasi.
“Kami senang bahwa pelatihan huruf braille berhasil dilaksanakan di bawah proyek Pemilu Tangguh Covid di Timor-Leste yang didanai oleh Pemerintah Jepang dan dilaksanakan oleh UNDP. Ini akan berkontribusi untuk membuat pemilu di TL lebih inklusif tidak hanya di bawah situasi Covid tetapi juga di semua pemilu mendatang,” ungkap Kazumi.
Proyek pelatihan akan terus dilaksanakan di kota-kota lain, termasuk RAEOA dan kegiatan-kegiatan lain yang memperkuat kapasitas Penyandang Disabilitas dalam mempromosikan partisipasi politik dan keterwakilan mereka dalam pemilihan.
Acara tersebut dihadiri juga Ketua CNE (Comição Naçional dan Eleições), José Agostino da Costa Belo dan Ketua STAE (Sekretariat Teknis Administrasi Pemilihan), Acilino Manuel Branco.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor :Armandina Moniz