DILI, 06 desember 2021 (TATOLI)— Menteri Pendidikan Pemuda dan Olahraga (MEJD), Armindo Maia mengatakan tahun 2030 Timor-Leste (TL) bebas dari buta huruf.
Menteri Armindo Maia mengutarakan hal itu kepada wartawan, usai rapat antar kementerian di Kantor MEJD, Vila Verde, Dili, senin ini.
Dikatakan, rapat tersebut membahas soal menghilangkan buta huruf di TL. Ia menyebutkan, dari data yang dihimpun UNESCO pada 2018 menunjukkan di TL terdapat 404.872 (31.93%) penduduk berusia 15 tahun keatas masih tidak bisa membaca dan menulis dari jumlah penduduk 1.268.000.
“Rapat tersebut bertujuan untuk mengindentifikasi data penduduk yang masih tidak bisa membaca dan menulis.UNESCO mencatat pada 2018, sekitar 31.93% penduduk tidak bisa membaca dan menulis. Karena itu, pemerintah targetkan pada 2030 TL sudah bebas dari masalah buta huruf,” kata Menteri Armindo.
Menurutnya, program buta huruf tersebut telah dilaksanakan dari tahun 1974 oleh partai politik ASDT dan Fretilin. Setelah merdeka program ini mendapat dukungan dari Pemerintah Brazil dengan program kompetisi solidaritas, Pemerintah Kuba, UNESCO dan dilanjutkan pemerintah TL hingga sekarang. Adapun dukungan datang dari beberapa partner.
Sementara itu, Menteri Administrasi Negara (MAE), Miguel de Carvalho, mengatakan pihaknya melakukan rapat dengan MEJD untuk menverifikasi data dari penduduk yang masih tidak mengenal tulisan dan membaca atau buta huruf.
“Tugas MAE berkoordinasi, untuk menjamin administrasi di kotamadya dan otoritas kotamadya dapat menerima tanggung jawab untuk melaksanakan program buta huruf di semua kotamadya. Tanggung jawab tersebut diberikan menurut hukum dari hukum dekret 3/2017 yang telah disetujui,”ucap Miguel.
Menurut dia, program tersebut telah direncanakan sejak empat tahun lalu. Setiap tahun dilalokasikan anggaran oleh kotamadya dan untuk anggaran umum tahun 2022 di 12 kotamadya tidak termasuk Atauro sekitar $300.000.
“Anggaran tersebut digunakan untuk lakukan kontrak dengan guru di desa dan pos administrasi untuk melaksanakan program tersebut,” tegasnya.
Dikatakan, program pelatihan bagi buta huruf tersebut disetujui oleh MEJD dengan dilaksanakan oleh otoritas Kotamadya dan mendapat dukungan dari otoritas lingkungan untuk memobilisassi penduduk buta huruf agar mengikuti pemebelajaran.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz