iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, KEADILAN, DILI, SOSIAL INKLUSIF

Pastor Nelson : Semangat patriotisme kaum muda sekarang tidak seperti dulu

Pastor Nelson : Semangat patriotisme kaum muda sekarang tidak seperti dulu

Foto para pejuang yang gugur dalam tragedi 12 November. Foto Tatoli/Cidalia Fatima

DILI, 12 november 2021 (TATOLI)– Pastor Nelson da Costa Freitas melalui kotbahnya pada misa peringatan Tragedi Santa Cruz mengatakan bahwa semangat patriotisme yang tertanam pada  kaum muda pada masa lalu tidak seperti sekarang.

“Moral dari anak muda sekarang menurun, mereka tidak saling menghormati, menghujat Pemimpin Nasional, tidak mematuhi aturan Polisi dan militer kita. Saya minta penerus pejuang 12 November untuk menunjukkan etikat baik dan menghormati para petinggi,” ungkap Pastor Nelson dalam kotbahnya dalam Misa peringatan Tragedi Santa Cruz  ke-30 di Gereja Motael, jumat ini.

Pastor Nelson meminta semua orang untuk berdoa agar tulang-belulang   para pejuang bisa segera ditemukan agar bisa mendapatkan penghormatan yang layak. Ia berharap, dengan pengorbanan pejuang 12 November pada negara tidak disia-siakan  kaum muda sekarang.

Menurutnya, perjuangan yang sudah dilakukan pada masa lalu harus dipertahankan dengan menjamin perdamaian antara semua orang, meskipun sampai sekarang banyak pejuang yang masih hidup dalam kesusahan.

“Dulu kita  berteriak untuk negara yang membuat kita melawan hak asasi manusia, kita semangat dan memberi darah kita untuk kemerdekaan.   Hari ini kita harus damai, namun sampai sekarang beberapa masih hidup dalam kesusahan,” katanya.

Pastor mengingatkan bahwa darah pejuang dari 1975 sampai 1999 adalah martir untuk gereja, darah merekalah yang membangun negara ini. Kepercayaan akan patriotismelah yang membuat mereka berani.

“Sudah 30 tahun dan kita harus lebih dewasa, harus semangat. Jika dulu kita berani kenapa sekarang kita tidak berdiri untuk melawan ketidakadilan. Semua berkontribusi pada negara ini dan hanya waktu yang tidak sama. Kita harus persiapkan untuk berjalan ke depan, kita adalah aktor untuk sejarah ini,” tutupnya.

Misa untuk peringatan 30 tahun Tragedi Santa Cruz dilakukan di Gereja Motael pada pukul 07:00 pagi dan dihadiri langsung Presiden Parlamen Nasional, Aniceto Longuinhos Guterres; Wakil Perdana Meteri, Armanda Berta do Santos; Anggota Menteri, Anggota Parlamen Nasional, Para Petinggi di Timor-Leste serta Keluarga Besar para Pejuang yang meninggal dalam tragedi tersebut.

Usai mengikuti  misa, dilakukan prosesi  dari Gereja Motael ke Taman Makam Santa Cruz. Peserta prosesi adalah anak-anak pejuang, para pejuang yang masih hidup, perwakilan kaum muda, gereja, siiswa dan mahasiswa.

Prosesi berjalan hampir satu jam dengan rute  Aportil sampai depan Istana Pemerintah, Kantor BCTL, Samping Kampus UNTL, Monumen Francisco Xavier, Depan Kantor PBI, Kampus UNDIL, Gereja Balide, dan tiba Pemakaman Santa Cruz.

Reporter : Cidalia Fàtima

Editor     : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!