iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, KEADILAN

Horta minta masyarakat TL tingkatkan kesadaran rekonsiliasi

Horta minta masyarakat TL tingkatkan kesadaran rekonsiliasi

Peraih Nobel Perdamaian dan Mantan Presiden Timor-Leste (TL), José Ramos Horta. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 27 oktober 2021 (TATOLI)- Peraih Nobel Perdamaian dan Mantan Presiden Republik Timor-Leste, José Ramos Horta meminta  masyarakat Timor-Leste (TL), untuk meningkatkan kesadaran tentang rekonsiliasi demi mempertahankan perdamaian dan berkontribusi pada keadilan.

Mantan Presiden, José Ramos Horta menyampaikan hal ini dalam penyelenggaraan lokakarya rekonsiliasi yang digelar di  Pusat Nasional Chega  (CNC) yang bertujuan untuk berbagi ide dalam membangun solusi keadilan dan perdamaian akibat konflik internal.

Horta mengakui bahwa proses rekonsiliasi harus berlangsung selama satu dekade tergantung pada sejarah konflik dan konteks pembangunan negara-negara yang terlibat.

“Proses rekonsiliasi harus terus berjalan agar negara TL  bisa dianggap dan semua dukungan dari para korban tidak akan sia-sia,” kata Mantan Presiden TL, Jose Ramos Horta kepada wartawan di ruang rapat CNC, di Balide, Dili, rabu ini.

Ia mendorong Institusi CNC untuk bekerja dalam upaya membuktikan semua rakyat TL berhak atas keadilan melalui proses rekonsiliasi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif CNC, Hugo Fernandes mengatakan, CNC berdiri pada komitmen untuk meningkatkan proses rekonsiliasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat TL tentang pengampunan untuk membangun perdamaian dan keadilan.

Dia mengatakan,  kisah rekonsiliasi antara TL dan Indonesia sangat luar biasa untuk proses dan keberhasilannya.  Setelah memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002, kepemimpinan TL memprioritaskan pengampunan untuk menjalin hubungan baru dengan negara  tetangga.

Dikatakan,  inisiatif untuk menyembuhkan bekas luka pertempuran di antara komunitasnya sendiri yang terpecah.  Proses tersebut didukung Pemerintah Indonesia yang sedang melakukan demokratisasi politik dan mereformasi institusi keamanannya.

“Semua orang benar-benar menginginkan perdamaian, stabilitas dan harus meletakkan segalanya di belakang.  Jika tidak, Anda akan hidup di bawah trauma masa lalu.  Anda tidak akan melihat masa depan,” tuturnya.

Berita terkait: Chega  merayakan Kearsipan Internasional dengan mini konferensi

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!