DILI, 28 Juli 2021 (TATOLI)—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui sejak adanya pandemi Covid-19 di Timor-Leste (TL), pihaknya kurang mendeteksi kasus tuberkulose karena masyarakat tidak melakukan pengobatan di rumah sakit maupun klinik.
Kemenkes melalui Wakil Departamen Tuberkulosis Nasional, Constantino Lopes mengatakan hal itu kepada wartawan di City 8 Manleuna Dili, rabu ini.
Menurutnya, saat pandemi Covid-19 belum masuk di TL, setiap tahun terdeteksi kasus tuberkulose sekitar 6.000 lebih, namun tahun ini hanya terdeteksi 3.000 lebih kasus.
“Untuk pasien yang telah mendaftar pada program tuberkulosis, sekitar 50% meninggal dunia. Jumlah ini tidak termasuk yang belum mendaftar karena belum terdeteksi,” tukasnya.
Dikatakan, dana global yang difasilitasi oleh Program Nasional Dana Global (bahasa tetum : Asembleia Nasional Fundos Global ) untuk Country Coordinating Mechanism (CCM) digunakan Kemenkes melalui departamen tuberkulosis untuk melakukan pencegahan dan pengobatan kasus tuberkulosis di TL. Selain itu, dilakukan juga program pencegahan dan pengobatan untuk penyakit malaria dan AIDS.
Dukungan dana untuk mencegah dan mengobati tiga jenis penyakit yaitu tuberkulosis, malaria dan AIDS, disediakan dana sebesar $15.7 juta dan $ 4.7 juta untuk pencegahan virus Covid-19.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz