BOBONARO, 13 juli 2021 (TATOLI)—Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (POLRI), menangkap 14 warga Timor-Leste (TL) di wilayah Atambua, Kabupaten Belu, NusaTenggara Timur (NTT), selasa (13/07/21).
Otoritas keamanan Indonesia melakukan deportasi ke-14 warga TL tersebut melalui Pos Polisi Imigrasi Batugade, Bobonaro. Mereka diduga anggota organisasi perguruan yang ingin naik sabuk di Indonesia.
Saat ini, Satuan Kepolisian Perbatasan (Bahasa tetum: Unidade Patrullamentu Fronteira-UPF) dan Satuan Angkatan bersenjata TL dari Unit Polisi Militer (PM) sudah melakukan identifikasi dan selanjutnya mereka di bawah ke tempat karantina di Batugade.
“Berdasarkan informasi yang kami terima, TNI dan POLRI tangkap 14 pemuda TL dan sudah melakukan proses di Imigrasi Indonesia dan menyerahkan mereka ke Imigrasi TL. Saat ini, kita sudah proses mereka dan dibawah ke karantina Batugade,” jelas Komandan Polisi Nasional Timor-Leste (PNTL), Kotamadya Bobonaro, Antóninho Mau-Luta, kepada wartawan di Markas Besar PNTL Bobonaro, selasa.
Menurut dia, ke-14 warga TL tersebut saat ini menjalani karantina selama 14 hari, selanjutnya akan dilakukan proses investigasi sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di TL.
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan Satuan Kepolisian Perbatasan dan Satuan Angkatan bersenjata TL dari Unit Polisi Militer bahwa mereka kebanyakan berasal dari Gleno, Kotamadya Ermera. Mereka memasuki wilayah Indonesia melalui jalan tikus area Desa Saburai, Pos Administrasi Maliana, Kotamadya Bobonaro.
“ Berdasarkan informasi yang saya terima, sebelumnya mereka tinggal sementara di Maliana, sambil mencari kesempatan untuk masuk wilayah Atambua secara ilegal lewat Saburai. Kami akan mencari tahu selama berada di Maliana mereka tinggal dengan siapa,” ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Satuan Kepolisian Perbatasan untuk memperkuat pengamanan di garis perbatasan, dengan demikian bisa mengurangi masuk keluarnya orang secara ilegal ke TL maupun ke Indonesia. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan masuknya varian baru Delta yang sudah menyebar luas di Indonesia.
Reporter : Sérgio da Cruz
Editor : Cipriano Colo (Penerjemah: Armandina Moniz)