DILI, 01 April 2025 (TATOLI)— Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (MAPPF -tetun) pada tahun ini akan mengalokasikan dana sebesar $80 ribu untuk pembangunan kapal semi-industri untuk kegiatan penangkapan ikan.
Direktur Jenderal Perikanan, Acácio Guterres, menjelaskan bahwa saat ini proposal pembangunan kapal semi-industri tersebut masih dalam proses, dan MAPPF tengah menunggu pembukaan tender umum untuk mencari perusahaan yang akan membangun kapal tersebut.
“Proses pengadaan ini tidak untuk membeli kapal yang sudah ada, tetapi akan dibangun oleh perusahaan pemenang tender sesuai dengan desain yang telah disiapkan oleh Kementerian,” ujar Acácio Guterres secara daring pada Tatoli, selasa ini.
Berita terkait : Pemerintah akan alokasi $5 juta bangun dua kapal pengawas perikanan
Menurutnya, tujuan utama pembangunan kapal semi-industri ini untuk mendukung penangkapan ikan, bukan untuk mengatasi penangkapan ikan ilegal.
“Kapal ini dibangun untuk meningkatkan kapasitas penangkapan ikan legal, bukan untuk mengatasi penangkapan ikan ilegal,” tegasnya.
Acácio menambahkan, setelah pembangunan kapal selesai, kapal tersebut akan dikelola oleh petugas atau teknisi dari Kementerian pada tahap awal. Kemudian, kapal akan diserahkan kepada kelompok nelayan yang telah dilatih untuk mengelola dan mengoperasikannya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa identitas kelompok nelayan yang akan mengelola kapal tersebut masih dalam proses seleksi dan belum teridentifikasi.
Kapal semi-industri dirancang untuk melakukan operasi penangkapan ikan dengan lebih efisien dibandingkan dengan kapal tradisional. Dengan ukuran yang lebih besar dan dilengkapi dengan teknologi modern, kapal ini dapat menjangkau lokasi penangkapan yang lebih jauh dan mengakses gerombolan ikan yang sebelumnya sulit dijangkau.
Sebagai informasi, berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Otoritas Maritim Nasional (AMN) menggunakan satelit sumber terbuka, tercatat sebanyak 17 kapal yang melintas di wilayah perairan Timor-Leste melakukan aktivitas penangkapan ikan ilegal pada tahun 2023.
Berita terkait : Investor Jepang jajaki peluang investasi industri perkapalan di Timor-Leste
Praktik penangkapan ikan ilegal ini merugikan negara setiap tahunnya. Pada tahun 2023, diperkirakan negara mengalami kerugian sekitar 1.020 ton ikan yang bernilai $22 juta akibat aktivitas ilegal tersebut.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz