DILI, 27 Januari 2025 (TATOLI)— Perwakilan dari United Nations University International Institute for Global Health (UNU – IIGH) melalui Direkturnya, Unni Karanukara bertemu Presiden Republik, Jose Ramos Horta, untuk menyampaikan keinginan kolaborasi akademis dengan universitas nasional yang ada di Timor- Leste, tentang perubahan iklim yang memengaruhi pada kesehatan.
“Ini kunjungan pertama kami ke Timor-Leste. Saya sangat senang berada di sini. Presiden Republik sangat ramah mengundang kami untuk bertemu dengannya. Kami dari Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Universitas dan ini adalah satu-satunya badan PBB yang telah menjalin hubungan di Asia. Kami mewakili Universitas dan kami berkantor pusat di Kuala Lumpur-Malaysia di Institut Internasional untuk Kesehatan Global. Kami di sini untuk menjajaki kerja sama akademis dengan Universitas Nasional di sini,” kata Direktur UNU – IIGH, Unni Karanukara pada wartawan usai bertemu Presiden Horta di Istana Kepresidenan, Dili, senin ini.
Dijelaskan, selain pertemuan dengan Presiden Republik, Perwakilan UNU – IIGH juga akan bertemu dengan Rektor Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL), masyarakat sipil, organisasi, dan juga lembaga kemanusiaan yang ada di Timor-Leste.
“Kami akan berada di sini selama tiga atau empat hari. Kami tertarik pada isu perubahan iklim dan kesehatan dan ingin memahami lebih jauh tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi Timor-Leste dan bagaimana kami dapat bekerja sama untuk mengatasi beberapa masalah yang memengaruhi kesehatan masyarakat di negara ini. Doktor Remco Van de Pas (Pakar dalam bidang Iklim dan Kesehatan) adalah pakar kami di bidang iklim dan kesehatan. Jadi dia juga ikut dengan saya, untuk bertemu dengan para ahli di negara ini,” ujarnya.
Dikatakan, UNU – IIGH juga akan berkoloborasi dengan UNTL dalam penelitian mengenai dampak perubahan iklim bagi kesehatan.

“Jadi ide kolaborasi ini adalah kami akan melakukan penelitian bersama. Mudah-mudahan kami dapat mengundang peneliti dari Timor-Leste untuk datang ke Institut kami di Kuala Lumpur dan peneliti dari Kuala Lumpur juga datang ke Institut ini. Kami adalah Institut internasional. Jadi kami bekerja dengan peneliti dari seluruh dunia dan berharap kami juga dapat bekerja dengan peneliti dari Timor- Leste,” paparnya.
Sementara itu Kepala Negara juga sangat tertarik dan mendukung untuk Timor-Leste bekerjasama dengan UNU IIGH sehingga dapat meningkatkan tingkat keterlibatan antara peneliti dan akademisi Timor-Leste dengan dunia luar.
Ditempat yang sama, Pakar di bidang Iklim dan Kesehatan, Remco Van de Pas, menginformasikan bahwa, koloborasi ini juga merupakan pertukaran dan pembelajaran, karena Timor-Leste berada di Pasifik, dan akan bergabung juga menjadi anggota ASEAN dan cara berhubungan dengan negara-negara portugis.
“Kami dapat memfasilitasi, khususnya terkait krisis iklim dan tantangannya, dan terkait masalah kesehatan, pandemi, dan kerawanan pangan yang saling terkait. Kami merasa sangat penting bagi akademisi, juga para profesional untuk dapat bertukar pikiran. Ini adalah mandat kami. Karena, kami juga melakukan ini dengan rekan-rekan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang lebih luas, kantor pusat Jaringan Universitas di Tokyo. Dimana, mereka adalah rekan-rekan di berbagai negara di dunia. Jadi, kami saling membantu dan itulah sebabnya kami berharap dapat bekerja sama dengan Timor- Leste,”” jelasnya.
Berdasarkan laman resmi UNU-IIGH, menyebutkan UNU-IIGH berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia, beroperasi sebagai wadah pemikir PBB yang mengkhususkan diri pada kesehatan global. Dengan mandat untuk memfasilitasi penerjemahan bukti penelitian ke dalam kebijakan dan tindakan nyata, UNU-IIGH berfungsi sebagai pusat yang menghubungkan negara-negara anggota PBB, akademisi, badan-badan, dan program-program.
Didirikan melalui undang-undang yang diadopsi oleh Dewan Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan desember 2005, lembaga ini memainkan peran penting dalam mengatasi ketidaksetaraan dalam kesehatan global. UNU-IIGH berkontribusi dalam perumusan, implementasi, dan penilaian program kesehatan.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz