DILI, 05 desember 2024 (TATOLI)— Kedutaan Besar Uni Eropa (UE) di Timor-Leste tegaskan komitmennya dukung Plan International Timor-Leste (PITL) dalam pelaksanaan proyek baru “Bebas Menjadi Diri Sendiri : Melindungi Hak Anak Rentan di Timor-Leste” senilai €970.000.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Timor-Leste, Marc Friedrich, dan Perwakilan PITL, Fátima Soares, di Palm Bussines Center, Surikmas pada 04 desember 2024.
Marc Fiedrich, Duta Besar Uni Eropa untuk Timor-Leste mengatakan proyek tersebut akan berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat sipil Timor-Leste untuk melindungi dan memberdayakan anak-anak yang rentan, dan untuk membela hak-hak anak secara efektif.
“Saat ini, kita berada di tengah-tengah edisi 16 Hari Aktivisme Menentang Kekerasan Berbasis Gender tahun 2024, dan perlu diingat bahwa sayangnya, di Timor-Leste, kenyataan bagi banyak anak adalah bahwa mereka terus menghadapi kekerasan fisik dan emosional, di rumah atau di komunitas mereka. Proyek ini didorong oleh visi yang sederhana namun mendalam bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh bebas dari kekerasan dan diberdayakan untuk menuntut hak-haknya,” kata Dubes Marc Fiedrich dalam siaran pers yang dikses Tatoli.
Proyek ini bertujuan untuk mempromosikan dan memajukan hak dan kesetaraan anak di Timor-Leste dengan fokus pada kotamadya Dili, Baucau, Ermera, dan Manufahi.
Dengan pendanaan UE sebesar €970.000, proyek tiga tahun ini akan dimulai pada februari 2025 dan dilaksanakan oleh Plan International Timor-Leste dalam kemitraan dengan Ba Futuru dan MHVF (Mane Ho Vizaun Foun).
Perwakilan Plan International Timor-Leste, Fátima Estrela Soares mengatakan setelah diberikan dukungan dari Uni Eropa, adapun Plan International Swedia yang akan bertanggung jawab atas kepatuhan dan dukungan teknis.
“Plan International sangat berterima kasih atas dukungan dari Uni Eropa dan kerja sama kita dalam proyek ini. Bersama dengan mitra kami Ba Future dan Mane Ho Visaun Foun, kami akan bekerja keras untuk memajukan hak-hak anak dan remaja di Timor-Leste”, katanya.
Proyek ini akan berupaya menghapus praktik-praktik diskriminatif, mencegah kekerasan, mempromosikan kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusi sosial (GEDSI), dan memastikan akses yang adil terhadap layanan.
Proyek ini mengatasi kesenjangan dalam perlindungan anak dan penerapan undang-undang yang terkait dengan pendidikan dan perlindungan anak. Proyek ini berfokus pada pemberdayaan anak-anak dan kaum muda, pelatihan pengasuh dan pengemban tugas, dan peningkatan kesadaran masyarakat luas.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz