DILI, 04 desember 2024 (TATOLI)– Dharma Wanita Persatuan (DWP) dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Timor-Leste kembali memperingati HUT ke-25 dengan tema “Wanita Mandiri dan Pemberdayaan UMKM”.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Dili, Flantina Sari Mutiara Silalahi dan juga sebagai Istri dari Duta Besar (Dubes) RI untuk Timor-Leste mengatakan perayaan HUT ke-25 dimeriahkan dengan menggelar talk show dan fashion show dengan dihadiri oleh anggota DWP dan juga para istri dari anggota Kepolisian dan Pasukan Pertahanan Timor-Leste.
“Selama 20 tahun ini telah menemukan DWP sebagai organisasi yang bertahan dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat dan aspek teknologi sosial maupun budaya tanpa kehilangan jati diri kita sebagai seorang wanita,” ungkap Ketua DWP KBRI Dili di Pusat Budaya Indonesia (PBI), rabu ini.
Menurutnya, kehadiran DWP tidak hanya menjadi organisasi untuk para anggotanya tetapi juga kepada seluruh wanita di Timor-Leste untuk menyatukan kemampuan dari setiap individu untuk memberikan dampak kepada semuanya mengingat wanita memainkan peranan penting dalam kesejahteraan suatu bangsa.
Berita terkait : PBI promosikan kekayaan budaya Batak kepada para istri diplomat di Timor-Leste
Di tempat yang sama Istri dari Anggota PNTL (Kepolisian Nasional Timor-Leste), Domingas Maria juga berterima kasih pada DWP KBRI Dili yang telah memberikan undangan guna saling mengenal dan bisa berinteraksi dengan perempuan lainnya.
“Tadi di talk show kami mendengarkan tentang bagaimana berinvestasi, menabung dan mengerti akan pengelolaan keuangan serta bagaimana seorang wanita memiliki nilai, dan ini sangat berguna bagi kami dan membuka kembali wawasan kita akan hal baru,” ujarnya.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) adalah organisasi yang dibentuk pada tanggal 05 Agustus 1974, awalnya dengan nama Dharma Wanita, merupakan organisasi yang mandiri dan demokratis bagi istri-istri pegawai negeri sipil di Indonesia.
Organisasi ini didirikan oleh Amir Machmud, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina KORPRI, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto. Pada awalnya, anggota DWP terdiri dari para istri Pegawai Republik Indonesia, anggota ABRI yang dikaryakan, dan pegawai BUMN.
Pada tahun 1998, seiring dengan era Reformasi di Indonesia, DWP mengalami perubahan mendasar. Organisasi ini bertransformasi menjadi lembaga sosial kemasyarakatan yang netral dari politik dan lebih independen. Nama organisasi juga diubah menjadi Dharma Wanita Persatuan untuk mencerminkan semangat persatuan dalam konteks nasional.
Dengan visi untuk memperkuat kesejahteraan anggotanya melalui berbagai bidang kegiatan sosial dan ekonomi, DWP terus beradaptasi dengan perkembangan zaman sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar organisasinya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz