iklan

KESEHATAN, HEADLINE

Kemenkes gelar workshop bahas rencana konsultasi perawatan sekunder – tersier

Kemenkes gelar workshop bahas rencana konsultasi perawatan sekunder – tersier

Kementerian Kesehatan menggelar workshop pertama mengenai Rencana Strategis Nasional Pelayanan Rumah Sakit untuk tahun 2025-2030, di JL-Villa Dili, kamis (11/07). Foto Tatoli/Antonio Daciparu

DILI, 11 juli 2024 (TATOLI)— Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar workshop membahas proses konsultasi dan rencana strategis perawatan kesehatan sekunder dan tersier di Timor- Leste untuk tahun 2025 hingga 2030.

“Penting sekali membagi tugas untuk perawatan kesehatan sekunder dan tersier, yang harus kita investasikan secara besar-besaran. Karena, pelayanan di rumah sakit harus diperkuat dengan program-programnya,” kata Wakil Menteri Kesehatan urusan Operasional Rumah Sakit, Flávio Brandão Mendes de Araújo, pada wartawan disela-sela  worshop pertama mengenai Rencana Strategis Nasional Pelayanan Rumah Sakit untuk tahun 2025-2030, di JL-Villa Dili, kamis ini.

Dijelaskan, dengan perawatan kesehatan sekunder dan tersier, dapat  mengurangi penularan penyakit ke luar negeri. Jadi, penting sekali  berinvestasi dalam perawatan kesehatan sekunder dan tersier di Timor-Leste.

Ia mengatakan, sumber daya manusia di rumah sakit sudah mencukupi namun tetap harus berinvestasi pada kualitas pelayanan sehingga dapat memberikan pengobatan yang baik kepada pasien.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pelayanan Rumah Sakit, Terlinda Conceição Barros menginformasikan bahwa  perawatan kesehatan sekunder dan tersier merupakan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam, kebidanan, pediatri, transfusi darah, jantung dan urologi. Jadi, perlu adanya investasi dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan dan perawatan yang baik kepada pasien di Timor-Leste.

“Di Timor-Leste pelayanan tersier hanya dilakukan di HNGV. Saat ini kita memiliki lima rumah sakit rujukan seperti di Maliana (Kotamadya Bobonaro), Baucau, Maubesi (Kotamadya Ainaro), Suai (Covalima) dan RAEOA (Daerah Administratif Spesial Oecusse Ambeno). Namun dari setiap rumah sakit rujukan selama ini masih mengalami kekurangan sumber daya manusia, khususnya dokter spesialis, sehingga  untuk kasus dengan pasien yang dalam keadaan tidak dapat ditangani akan dirujuk ke Dili,” jelas Terlinda

Untuk itu, katanya, selama ini pelayanan perawatan tersier pada pasien selalu dikirim ke luar negeri. Jadi, dengan rencana konsultasi perawatan tersier, maka  prioritas Pemerintah untuk kedepannya akan mengurangi pasien melakukan pengobatan ke luar negeri.

Ia menegaskan, sudah saatnya Timor-Leste berinvestasi sendiri, karena selama ini pasien yang menjalani pengobatan di luar negeri tidak memberikan keuntungan bagi negara.

“Kita selama ini mengirimkan pasien ke luar negeri tidak memberikan keuntungan bagi negara, melainkan hanya menyembuhkan pasien agar bisa kembali, makanya kita harus memikirkan bagaimana cara berinvestasi di dalam negeri, agar pasien dapat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi di negara kita,” tuturnya.

Dijelaskan, Pemerintah terus meningkatkan kapasitas pelayanan di lima rumah sakit rujukan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

“Sumber daya manusia, khususnya dokter spesialis di negara kita hampir mencapai 100 orang, dan kita masih membutuhkan tenaga dokter spesialis. Karena, dokter-dokter spesial saat ini sebagai besar  bertugas di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV),” katanya.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!