DILI, 12 juni 2024 (TATOLI)— Pendiri East Timor Trading, Sakib Awan mengungkapkan peluang berinvestasi di Timor-Leste jauh lebih besar daripada tantangan yang dihadapi.
Sakib Awan mengungkapkan hal itu dengan menyoroti peluang dan tantangan bisnis yang telah digelutinya selama lebih dari 20 tahun berinvestasi di Timor-Leste, saat menjadi salah satu pembicara pada Konferensi Ekonomi dan Bisnis Timor-Leste dan Australia yang diadakan di di City8 Manleuana, Dili, Timor-Leste, rabu ini.
Sakib Awan yang ditunjuk sebagai Juara Bisnis Australia untuk Timor-Leste pada KTT Khusus ASEAN- Australia yang ke-50 di Melbourne pada tahun ini mengungkapkan peluang berinvestasi di Timor-Leste jauh lebih besar dengan adanya ekonomi hijau, ekonomi biru, pariwisata, manufaktur dan lainnya.
“Tantangannya banyak, tapi peluang yang saya lihat jauh lebih besar daripada tantangan di sini, seperti ekonomi hijau, ekonomi biru, pariwisata, dan manufaktur. Saya berharap saya berusia 40 tahun lebih muda, tetapi saya sekarang berusia 68 tahun. Namun, saya dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki di Timor-Leste dan Australia untuk masa depan yang lebih baik di sini untuk semua orang Timor-Leste dan bisnis yang beroperasi di sini,” jelas Sakib Awan pada wartawan usai menjadi pembicara Konferensi Ekonomi dan Bisnis Timor-Leste dan Australia.
Berita terkait : Konferensi ekonomi dan bisnis jadi peluang kerjasama pelaku bisnis TL – Australia
Pendiri East Timor Trading itu pun yakin tantangan yang dihadapi di Timor-Leste bukanlah masalah besar tetapi Pemerintah harus serius dalam mengatasinya guna memberikan kemudahan bagi para investor luar negeri.
Menurutnya dengan jumlah pendudukan yang hanya 1,3 juta di Timor-Leste, Pemerintah dan para mitra bisa bekerjasama untuk mengubah negara ini menjadi lebih makmur.
“Hal ini kelihatannya sulit pada awalnya ketika kita mulai melakukan sesuatu. Kita tidak memiliki rencana yang jelas, tetapi ketika kita mulai mengerjakan rencana itu, hal-hal lain muncul di benak kita dan dapat menemukan solusi yang paling cocok untuk negara ini,” katanya.
Ia berharap dengan adanya konferensi ekonomi dan bisnis Timor-Leste dan Australia bisa menjadi kesempatan untuk bertukar informasi dan membuka peluang kerjasama yang lebih baik dengan para pelaku bisnis antara kedua negara.
East Timor Trading sendiri berkomitmen untuk berkontribusi pada Rencana Pembangunan Nasional dan Rencana Pemerintah dengan berinvestasi di sektor pertanian, industri, dan lainnya sehingga dapat menciptakan lapangan kerja untuk rakyat Timor-Leste.
Investasi East Timor Trading dilakukan di lahan seluas tujuh hektar di Fomento, Dili pada tahap pertama sekitar $12 juta hingga $15 juta. Selanjutnya, tahap kedua senilai 32$ juta dan tahap ketiga sebesar $55 juta.
Dijelaskan, selama 22 tahun East Timor Trading dibuka di Timor-Leste telah membuka tempat-tempat seperti Burger King, Gloria Jeans, dan toko-toko yang menjual minuman anggur, sebelumnya juga membuka hotel bernama Discovery.
Saat ini, Perusahaan East Timor Trading memiliki 200 karyawan dan selama 10 tahun terakhir telah membayar pajak sebesar $55 juta pada kas negara.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz