iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Helen Mary Hill wafat, anggota PN Timor-Leste ucapkan belasungkawa  

Helen Mary Hill wafat, anggota PN Timor-Leste ucapkan belasungkawa  

Helen Mary Hill. Foto spesial

DILI, 07 mei 2024 (TATOLI)– Anggota Parlemen Nasional (PN) Timor-Leste menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya, Helen Mary Hill, di Rumah Sakit Caritas Christi di Melbourne, Australia, pada selasa (07/05/2024).

Anggota Parlemen Nasional dari Fraksi FERETILIN (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente), Nurima Alkatiri dan anggota Parlemen dari Fraksi CNRT (Congresso Nacional de Reconstrução de Timor-Leste), Natalino dos Santos menyatakan kesedihan yang mendalam atas wafatnya Helen Mary Hill.

Anggota Parlemen Nurima Alkatiri, mengungkapkan bahwa hari ini adalah hari kesedihan yang mendalam bagi FRETILIN dan Timor-Leste, ketika menerima kabar kepergian sahabat besar Timor-Leste, Helen Hill.

“Dengan kesedihan yang mendalam kami menerima berita wafatnya ‘Camarada’ dan teman kami Helen Hill, yang meninggal karena sakit. Kontribusi beliau yang tak ternilai dan komitmen tak kenal lelah akan dikenang sebagai inspirasi bagi kita semua. Pada momen kesedihan ini, kami memberikan penghormatan dan solidaritas yang   yang  tulus kepada orang-orang yang dicintainya dan mereka yang turut serta dalam perjalanannya,” kata Nurima dalam sidang pleno di gedung Parlemen Nasional, Dili, selasa ini.

Menurutnya, Helen Hill, mengingatkan akan peran mendasar yang dilakukan oleh komunitas internasional dalam mendukung dan memfasilitasi negosiasi antara para pihak, yang berujung pada penandatanganan perjanjian 05 mei yang memastikan bahwa proses tersebut dilakukan secara adil dan secara transparan.

“Sejak kunjungan almarhumah pertamanya ke Timor-Leste pada awal tahun 1975, sebagai seorang mahasiswa, ia telah menjalin ikatan yang kuat selama bertahun-tahun dengan FRETILIN dan hak asasi rakyat Timor-Leste atas kemerdekaan, dan FRETILIN juga telah menginspirasi banyak orang lain di Australia dan di seluruh dunia untuk menjadi sahabat kita di saat-saat paling kelam dalam sejarah kita,” tutur Nurima.

“Buku ‘Kisah Timor’ yang  diterbitkan oleh beliau berperan mendasar dalam membangkitkan hati nurani di berbagai belahan dunia. Dia selalu berada di sisi kami, berbagi keyakinan kami bahwa suatu hari nanti kami akan bebas, dan dia tidak berhenti ketika hari pembebasan itu akhirnya tiba. Dia bahkan meninggalkan Australia dan menjadikan Timor-Leste sebagai rumahnya, peduli dengan pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia di Timor-Leste yang telah merdeka,”ujarnya.

Selain itu, Anggota parlemen Fraksi CNRT, Natalino dos Santos,  juga mengungkapkan bahwa atas nama Fraksi CNRT, ia menyampaikan kesedihan yang mendalam atas wafatnya Helen Mary Hill.

“Negara Hukum Demokrat bermaksud menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan memberikan penghormatan kepada Helen Mary Hill. Karena, wafatnya  mendiang memberikan duka kepada keluarga almarhum di Australia,”ucapnya.

Sementara itu, laman resmi Australia-East Timor Association (AETA) yang diakses Tatoli,  menyebutkan bahwa Asosiasi Timor Leste Studies Association (TLSA) juga menyatakan kesedihan yang mendalam, dan  menyampaikan berita bahwa salah satu pendiri kami, Dr Helen Hill, telah meninggal dunia pada 07 mei 2024, di Rumah Sakit Caritas Christi di Melbourne.

Dr. Helen Mary Hill lahir pada  22 februari 1945 dan menghembuskan nafas terakhirnya pada  07 Mei 2024, di Rumah Sakit Caritas Christi di Melbourne, Australia.

Dalam laman resmi AETA juga menyebutkan, Dr. Helen Mary Hill adalah pelopor solidaritas Australia untuk Timor-Leste, yang pertama kali mengunjungi Timor-Leste pada tahun 1975. Bukunya yang berjudul ‘The Timor Story’ (1976) merupakan salah satu karya akademis pertama yang menyadarkan dunia tentang keinginan Timor-Leste untuk menentukan nasib sendiri, dan keadaan rakyat Timor-Leste di bawah pendudukan.

Helen juga merupakan salah satu pendiri Asosiasi Australia-Timor Leste (AETA). Helen tetap menjadi salah satu dari sedikit akademisi Australia yang berbicara secara konsisten dan terbuka untuk mendukung hak Timor Timur untuk menentukan nasib sendiri selama tahun 1970-an dan 1980-an. Tesis MA-nya (1978) ‘FRETILIN: Asal-usul, ideologi dan strategi gerakan nasionalis di Timor Timur’ diterbitkan oleh Pusat Studi Asia Tenggara di Monash, dan kemudian diterbitkan ulang oleh Otford Press pada tahun 2002.

Karyanya yang diteliti dengan sabar menjadi sumber yang sangat berharga bagi para aktivis solidaritas Timor Lorosa’e dan internasional di seluruh dunia selama masa pendudukan.

Helen adalah seorang pemikir yang orisinil dan brilian, yang mampu mensintesiskan ide-ide di seluruh disiplin intelektual, dan secara konsisten menantang kekuasaan, tidak hanya dalam tulisan-tulisannya, tetapi juga dalam kehidupan profesional dan publiknya, sebagai organisator dan pembicara yang tidak kenal lelah dalam berbagai pertemuan, konferensi, dan lokakarya.

Helen juga merupakan salah satu pendiri TLSA, dan penyelenggara utama konferensi perdana kami di Melbourne tahun 2005.  Selama bertahun-tahun, Helen kemudian menjadi penyelenggara utama konferensi pembangunan VU (Vitoria University)-UNTL ‘Bekerjasama dengan Timor-Leste’ yang diselenggarakan secara paralel dengan konferensi dua tahunan TLSA di Dili, dari tahun 2009 dan seterusnya.

Pada tahun 2013, TLSA menyelenggarakan sebuah acara ‘Festschrift’ untuk menghormati karya akademis Helen, ‘Merayakan karya Helen Hill’, yang prosidingnya dapat ditemukan secara online.

Helen menerima penghargaan Ordem de Timor-Leste atas solidaritasnya seumur hidup kepada Timor-Leste pada tahun 2014. Dia juga merupakan Dosen Tamu di Universidade Nacional Timor Lorosa’e (UNTL), dan tetap menjadi Anggota Kehormatan di Universitas Victoria, Australia tempat dia bekerja dari tahun 1991 hingga masa pensiunnya.

Seperti yang diketahui oleh banyak orang dalam daftar ini, Helen tetap berkomitmen penuh pada Timor-Leste setelah pensiun, baik di Dili, maupun selama masa tinggalnya yang lebih singkat di Melbourne.

Pesan-pesan dukungan dalam beberapa hari terakhir dari Presiden Republik Demokratik Timor-Leste, Jose Ramos-Horta, Perdana Menteri Timor-Leste, Xanana Gusmão, dan mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, membuktikan betapa pentingnya sosok Helen sebagai cendekiawan dan aktivis selama lebih dari lima dekade.

Helen adalah sosok yang sangat menginspirasi dan berpengaruh  dan tentu saja bagi generasi orang Timor-Leste dan Australia. Kontribusi Helen sebagai aktivis, akademisi, dan kebijakan di Timor-Leste sangat besar selama bertahun-tahun sejak tahun 1970-an.

Reporter : Mirandolina Barros Sooares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!