DILI, 01 mei 2024 (TATOLI) – Konfederasi Serikat Buruh Timor-Leste (KSTL) bersama para pekerja turun ke jalan melakukan aksi dame untuk menyuarakan aspirasi mereka menyambut Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada 01 mei ini. Dalam aksi tersebut KSTL minta pemerintah setujui usulan gaji minimum sebesar $150.
Aksi turun ke jalan menyambut Hari Buruh Sedunia dimulai didepan kantor KSTL-Bemori Dili menuju Kantor Pemerintah. Aksi turun ke jalan tersebut dilakukan pada rabu (01/05/2024).
Selama melakukan aksi turun ke jalan para pekerja bersama KSTL meminta Pemerintah menyetujui usulan gaji minimum sebesar $150.
Wakil Ketua KSTL, Serafico Soares, mengatakan tema untuk tanggal 01 Mei 2024 adalah menghapus ketidakadilan sosial dan meningkatkan upah minimum menjadi $ 150. Sehingga, melalui aksi ini, mereka bersama-sama meminta pemerintah untuk memperhatikan pertanyaan ini.
“Kami meminta pemerintah untuk menyetujui proposal untuk meningkatkan upah minimum menjadi $150 sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja,” kata Serafico Soares kepada para wartawan di Gedung Pemerintah hari ini.
Ia melaporkan bahwa selama ini KSTL telah mencatat diskriminasi yang dialami oleh para pekerja di tempat kerja mereka, seperti perlakuan buruk dari para majikan yang melakukan penyerangan fisik terhadap mereka.
“Pada beberapa tahun lalu, kami mencatat 400 kasus diskriminasi yang dialami oleh pekerja di tempat kerja mereka, yang telah kami daftarkan di SEFOPE. Sementara, untuk tahun ini, dari januari hingga saat ini, kami telah mencatat 42 kasus yang dialami para pekerja di tempat kerja mereka,” katanya.
Ia menyatakan, kasus yang terdaftar mencakup berbagai masalah, seperti penghentian kerja secara sepihak, sebagian majikan yang diskriminatif terhadap pekerja perempuan berbicara bahasa asing, dan permasalahan lain yang terjadi dan terdaftar di KSTL.
“Ketika seorang pekerja mengeluhkan masalahnya hari ini, kami segera membuat surat kepada perusahaan tempat mereka bekerja, untuk mencari kronologinya. Tetapi, kami berperan sebagai mediator di level perusahaan. Beberapa kasus yang belum diselesaikan antara pekerja dan pengusaha akan kita bawa ke SEFOPE, tetapi SEFOPE tidak memiliki solusi yang tetap, sehingga kita akan membawanya ke Pengadilan Distrik Dili,” katanya.
Karena itu, Ia meminta agar para pekerja terus bersatu dan bekerja sama untuk memperjuangkan hak-hak mereka agar dapat berjuang bersama untuk gaji minimum yang layak.
Di tempat yang sama, , Roberto Gusmão sebagai Ketua Konstruksi Timor-Leste meminta agar pemerintah melihat gaji minimum para pekerja.
“Kita bekerja sendiri mendapatkan penghasilan, tetapi Pemerintah dapat menolak proposal yang disampaikan kepada mereka, akibatnya ketidakadilan terjadi di Timor-Leste. Karena itu, kita bersama-sama melakukan aksi untuk bertemu dengan pemimpin sejarah kita. Karena, kita melihat kebutuhan dasar di pasar tidak terpenuhi, dengan gaji $115 tidak bisa memecahkan masalah ini,” tambah Roberto Gusmão.
Karena itu, dengan kebutuhan yang diminta kepada Pemerintah untuk menciptakan undang-undang bagi pekerja agar memastikan bahwa mereka dapat hidup dengan baik dan layak.
Sementara itu, KSTL bersama para pekerja merayakan Hari Buruh sedunia dan mendapatkan keamanan maksimal dari Kepolisian Nasional Timor Leste (PNTL).
Reporter : Felicidade Ximenes (Penerjemah: Cidalia Fátima)
Editor : Armandina Moniz