iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN, HEADLINE

Hari Kusta Sedunia, WHO berkomitmen dukung TL eliminasi angka penderita kusta

Hari Kusta Sedunia, WHO berkomitmen dukung TL eliminasi angka penderita kusta

Foto google

DILI, 31 januari 2024 (TATOLI)— Hari Kusta Sedunia merupakan salah satu hari penting dalam bidang kesehatan. Peringatan tersebut diperingati pada 28 januari setiap tahunnya. Pada peringatan hari tersebut, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) berkomitmen mengeliminasi angka penderita penyakit kusta di Timor-Leste.

Komitmen WHO itu disampaikan  Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Arvind Mathur  kepada Tatoli, berkaitan dengan peringatan Hari Kusta Sedunia, yang diperingati pada 28 januari tahun ini dengan tema  ‘Beat Leprosy’ atau ‘Kalahkan Kusta’.

Perwakilan WHO itu mengungkapkan, melalui Rencana Strategis Pembangunan Nasional Timor-Leste (PEDN) untuk kusta didirikan sebagai pedoman komprehensif selama empat tahun ke depan untuk menghadapi tantangan terkait penderita penyakit kusta di negara ini.

Berita terkait : Hari Kusta Sedunia, WHO SEARO minta atasi kesenjangan layanan pada penderita

“Rencana ini menjelaskan tujuan strategis dan intervensi utama dengan tujuan mengurangi beban penyakit kusta dengan cara  melakukan pendeteksian dini serta meningkatkan hasil pengobatan, dan mempromosikan integrasi sosial bagi orang yang terkena penyakit Kusta. Negara ini ingin mempercepat tindakan untuk mencapai “Nol Kusta” pada tahun 2026 dan pedoman visi ini akan dibangun dan dikembangkan dari PEDN pada 2024,” kata Arvind Mathur.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Arvind Mathur. Foto Tatoli/Francisco Sony

Arvind Mathur mengatakan, WHO mengimplementasi program PEDN sebagai kompromi untuk menangani masalah sosial dan budaya yang berkaitan dengan penyakit Kusta, dengan tujuan menghilangkan stigma yang berkaitan dengan Kusta di Timor-Leste.

“Setiap tahun WHO memberikan dukungan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memperingati Hari Kusta Sedunia pada hari minggu terakhir bulan januari untuk meningkatkan kesadaran dan advokasi terhadap penyakit Kusta di Timor-Leste. Advokasi WHO untuk penyakit Kusta di Timor-Leste melibatkan pendekatan komprehensif, termasuk kampanye sensitivitas, inisiatif pendidikan komunitas, dan kerjasama yang erat dengan otoritas kesehatan lokal,” jelasnya.

Berita terkait : Kasus Kusta masih tinggi di Timor-Leste, empat kotamadya di urutan teratas

Upaya ini bertujuan untuk menghapus informasi yang tidak benar tentang penyakit kusta, mempromosikan perlindungan yang baik, dan mendorong orang yang terkena penyakit untuk mencari perawatan medis tepat waktu.

Dilain sisi, Direktur Eksekutif Misi Lepra di Timor-Leste (MLTL), Afiliana Lisnahan dos Reis menginformasikan bahwa pihaknya mendukung pelaksanaan rencana strategis Kemenkes untuk menghentikan stigma Kusta di Timor-Leste dan juga mengurangi penularan kusta.

“Visi global kami, menghilangkan mengeliminasi kusta dan sesuai dengan rencana strategis kami di lima tahun ke depan. Kami ingin melihat Timor- Leste bebas dari penyakit kusta, sehingga dengan sumber daya yang ada sebagai organisasi non-govermental nasional, dan sesuai dengan sumber daya yang ada, dapat menghentikkan penularan kusta di negara ini,” jelasnya.

Dikatakan, sejak tahun 2022, MLTL fokus menanggani kasus Kusta di kotamadya  Baucau dan Manatuto. Di dua kotamadya itu,  tercatat  56 kasus. Dimana, dari jumlah tersebut sekitar 58% yang telah melakukan pengobatan lengkap dan sisanya ada  yang  drop out dan mengalami hambatan lainnya dalam proses pengobatan.

Direktur Eksekutif Misi Lepra di Timor-Leste (MLTL), Afiliana Lisnahan dos Reis. Foto Tatoli

“Kami memiliki rencana, dimana pada juli tahun ini, akan berfokus di REAOA (Daerah Administratif Spesial Oecusse Ambeno). Dan dalam rencana strategi yang disampaikan oleh Pemerintah ke kami selanjutnya akan terus menangani pasien Kusta di Kotamadya Atauro, Bobonaro, Liquica, Baucau, dan Manatuto,” ungkapnya.

Berita terkait : Hari Kusta Internasional : Hapus stigma dan hilangkan diskriminasi pada para penderita  

Sementara itu, Dekan dari Fakultas Kesehatan Publik dan Ilmu Medis dari Universitas da Paz (UNPAZ), Cipriano do Rosário Pacheco, meminta Kemenkes untuk membagikan informasi kepada masyarakat untuk mencegah stigma pasien kusta dan mencegah penularannya.

Lepra atau lebih dikenal dengan Kusta adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya, ditandai dengan bercak putih, pembesaran saraf tepi, mati rasa, dan bengkak atau benjolan. 

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!