DILI, 24 januari 2024 (TATOLI)– Hari Pendidikan Internasional jatuh pada 24 januari setiap tahunnya. Peringatan hari tersebut menandai tahun kelima peringatan Hari Pendidikan Internasional, berdasarkan Resolusi No.73/25 tertanggal 03 desember 2018 dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tahun ini, diselenggarakan dengan tema ‘Belajar untuk Perdamaian Abadi’. Tujuannya, untuk mempromosikan pentingnya menjadikan pendidikan sebagai kekuatan positif untuk membentuk generasi yang mampu berkontribusi pada perdamaian yang berkelanjutan untuk mengatasi berbagai tantangan global.
Seorang Guru dari Sekolah Teknik Kejuruan Colegio Apostolo Paulo Reman Bote Atsabe, kotamadya Ermera, Pedro da Cruz meminta Pemerintah Timor-Leste untuk memberikan pembangunan yang setara di sektor pendidikan guna menjamin keberlangsungan bangsa.

“Sebagai seorang pengajar, saya akui di seluruh teritori Timor terdapat berbagai masalah. Tetapi pentingnya fasilitas dari pemerintah dan harus seimbang dan setara di seluruh wilaya mulai dari infrastruktur, pelatihan bagi guru di sekolah negeri maupun swasta, laboratorium, perpustakaan serta kelengkapan buku pedoman bagi pengajar maupun bagi siswa,” jelas Pedro da Cruz pada Tatoli secara daring.
Ia menegaskan sampai saat ini di wilayah pedesaan yang jauh dari kota masih terhambat akan kurangnya pengajar sehingga Pemerintah harus mengupayakan proses perekrutan, serta memperhatikan para sukarelawan yang sudah mendedikasikan waktinya untuk secara sukarela mengajar bagi anak-anak bangsa.
Diperlukan juga adanya peraturan tata tertib bagi sekolah dengan begitu para siswa bisa lebih disiplin, stabil, penuh penghormatan bagi negara, masyarakat, agama, guru, orang tua, dan komunitas.
“Semua orang harus mentaati aturan dan berkompromi dengan diri mereka sendiri agar dapat mematuhi kode etik. Hal ini untuk menghindari konflik. Kementerian Pendidikan harus memperhatikan ini,” pintanya.
Sementara, Rektor Universitas Perdamaian (UNPAZ), Adolmando Amaral juga menekankan pentingnya panggilan seorang guru, dengan menambahkan bahwa guru harus bekerja secara bertanggung jawab dan mengajar siswa untuk menjadi orang yang konstruktif konstruktif dan inovatif di tingkat masyarakat.
Menurutnya, Timor-Leste harus menggunakan strategi yang digunakan negara lain dan mencari cara untuk mengubah mentalitas para siswa di era modern.
“Untuk bekerja di sektor pendidikan dan melakukan pekerjaan dengan baik. Siapapun yang menjadi guru hanya untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka maka pada prinsipnya tidak dapat menjamin pendidikan yang berkualitas bagi para siswa mereka,” kata Adolmando Amaral di Kampus UNPAZ di Dili.
Dilain pihak, Menteri Pendidikan Timor-Leste, Dulce de Jesus mengatakan bahwa menjadi guru adalah profesi yang mulia. Gurulah yang memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pendidikan yang menyeluruh bagi anak-anak.
Hari Pendidikan Internasional diciptakan dengan tujuan untuk menyadarkan masyarakat sipil dan akan pemenuhan hak atas pendidikan, yang tertulis dalam Pasal 26 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 dan Konvensi Hak-hak Anak tahun 1989.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz