iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, HEADLINE, MANATUTO

Rayakan Hari Hutan Nasional : Pemerintah tanam 2.000 pohon cendana

Rayakan Hari Hutan Nasional : Pemerintah tanam 2.000 pohon cendana

Rayakan Hari Nasional Hutan dan Cendana dengan menanam pohon cendana di gunung Balak, kotamadya Manatuto. Foto Tatoli/Francisco Sony

MANATUTO, 12 januari 2024 (TATOLI)— Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan (MAPPF) dan Sekretariat Negara Kehutanan (SEF) telah memobilisasi lebih dari 2.000 cendana untuk ditanam di gunung Balak, kotamadya Manatuto.

Penanaman pohon cendana tersebut sebagai bagian dari Hari Nasional Hutan Nasional dan Cendana dengan tema ‘Kuda Ai ba Moris Di’ak iha Futuru’ atau Tanam Pohon untuk Hidup Yang Lebih Baik di Masa Depan yang diselenggarakan di desa Aiteas, kotamadya Manatuto.

Sekretaris Negara Kehutanan, Fernandino Viera da Costa, mengatakan ini didasarkan pada Resolusi Pemerintah Nomor 11/2017 tentang Hari Hutan Nasional dan Cendana yang peringati setiap tahun sebagai acara penting untuk membangun, melindungi, dan melestarikan cendana.

“Hari ini kita menanam lebih dari 2.000 cendana di dua hektar lahan di gunung Balak, desa Aiteas  yang menjadi tindakan konkret, untuk menunjukkan kepada rakyat Timor-Leste bahwa Pemerintah memiliki komitmen dan keinginan untuk mengembangkan cendana sebagai sumber pendapatan ekonomi untuk rakyat dan negara di masa depan,” kata Fernandino Viera da Costa pada wartawan di Gunung Balak, jumat ini.

Fernandino Viera da Costa juga mengakui bahwa cendana juga merupakan identitas Timor-Leste. Karena itu, dalam kebijakan Pemerintah Konstitusional Kesembilan periode 2023-2028, ingin terus mempromosikannya sebagai alternatif untuk menggantikan minyak dan gas yang menjadi perhatian publik di masyarakat sipil saat sumber dayanya tidak bisa dieksploitasi di masa depan.

Administrator Kotamadya Manatuto, Bernardo Lopes, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan mitra yang terus memilih Manatuto untuk merayakan hari penting ini dengan tujuan menanam kembali pohon di area kosong di gunung-gunung di Manatuto.

“Melalui program penghijauan kita dapat menghijaukan  gunung kita di Manatuto. Program ini tidak akan berhenti di sini tapi akan terus berlanjut,” katanya.

Duta Besar Indonesia di Timor-Leste, Okto Dorinus Manik, juga mengkonfirmasi bahwa kayu cendana memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan berdampak pada lingkungan, namun untuk mencapai hal itu memerlukan kerja sama dari seluruh komunitas sampai pemerintah.

“Masalah lingkungan adalah bagian dari kita yang harus bertanggung jawab sama-sama karena memiliki dampak yang sama seperti banjir, dan dengan menanam pohon cendana ini kita dapat melindungi lingkungan. Harga kayu cendana sangat baik dan kita dapat memanennya dan menikmati hasilnya. Hal ini juga terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Peringatan Hari Nasional Hutan  dan Cendana   ke-VII  dengan anggaran $28.000 didukung oleh Asia Forest Cooperation Organization (AFoCO) sebesar $ 15.000 dan MAPPF sebesar $ 13.000.

Selain itu juga dalam acara tersebut, diresmikan juga bangunan Mini Forest Guard di gunung Balak yang dibangun oleh perusahaan LELDU Unipessoal, Lda dengan anggaran $18.000 yang didukung oleh AFoCO dan SEF dari Proyek Re-grening the Bare Lands in Timor-Leste through the Peomotion of Locally Customize Restoration Models.

Selain itu, pada perayaan tersebut ikut dipamerkan beberapa bibit pohon yang mengambil bagian dari kinerja Pemerintah untuk melestarikan alam seperti cendana, pisang, nangka, sirsak, rambutan, kakao, vanili, mahoni, sengon, beringin, cemara, flamboyan dan jati.

PERMATIL rekomendasikan konservasi air sebelum tanam pohon

Sementara, Direktur Eksekutif PERMATIL, Eugénio (Ego) Lemos, pada peringatan Hari Nasional Cendana dan Hutan ke-VII juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menggabungkan konservasi air dan penanaman pohon agar dapat menjamin keberlanjutan air untuk pohon.

“Seperti yang kita ketahui, di Timor banyak pegunungan, karena itu jika kita hanya menanam pohon saja tanpa konservasi air maka tidak akan berkembang karena pohon juga membutuhkan waktu yang panjang untuk hidup, dan rekomendasi kami untuk kementerian adalah melakukan gabungan agar mengelola pegunungan untuk menahan tanah, sehingga dapat menangkap air hujan sehingga dapat meresap ke tanah, sehingga kemungkinan hidup pohon jadi lebih besar, jika tidak dikombinasi bersama maka akan memakan banyak waktu,” kata Ego Lemos.

PERMATIL sendiri senang dengan inisiatif Pemerintah untuk menanam pohon dan siap memberikan dukungan kepada pemerintah untuk melakukan konservasi air agar dapat menjamin keberlanjutan hidup pohon.

Dilain pihak, Menteri Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (MAPPF), Marcos da Cruz, menyampaikan terima kasih atas dukungan LSM lokal dalam melakukan konservasi air karena ini akan mendukung keberlanjutan hidup, termasuk mengurangi degradasi dan erosi pada pegunungan.

“Kami berterima kasih atas layanan LSM lokal selama ini dalam melakukan konservasi air untuk menanam pohon, sekarang kita memiliki alat penggali, untuk ini (Balak) kita akan membawa alat penggali untuk buat bendungan, menangkap air untuk mengurangi erosi,” kata Menteri Marcos. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!