DILI, 13 desember 2023 (TATOLI)— Kepala Eksekutif (CEO) dan Pendiri organisasi Fortify Rights, Matthew Smith, bertemu Presiden Republik, Jose Ramos Horta untuk meminta dukungan Kepala Negara Timor-Leste terkait isu pelanggaran HAM (hak asasi manusia) yang terjadi di Mynamar.
“Kami sangat terinspirasi oleh kepemimpinan Presiden Republik Timor-Leste tentang HAM, tidak hanya di Asia Tenggara, tapi secara internasional dan kami di sini untuk membahas secara khusus isu-isu terkait Hak Asasi Manusia dan demokrasi di Myanmar dengan Presiden Horta,” kata Matthew Smith kepada wartawan usai bertemu Presiden Horta di Istana Negara, Dili, rabu ini.
Berita terkait : Horta hadiri konferensi solidaritas global untuk masyarakat Rohingnya Myanmar
Matthew Smith sangat terinspirasi dengan kepemimpinan Presiden Horta dan berharap adanya prospek keadilan di Myanmar.
“Jadi, perlu diketahui, kami sudah cukup lama fokus pada kejahatan kekejaman massal yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga sipil di negara tersebut, terutama sejak kudeta pada februari 2021. Jadi, kami di sini untuk berbagi bukti dengan pihak berwenang,” tuturnya.
Sementara, Kepala Negara katanya selama pertemuan memberikan dukungan keadilan kepada rakyat Myanmar.
Berdasarkan laman resmi Fortify Rights menyebutkan bahwa, organisasi Fortify Rights bekerja untuk memastikan hak asasi manusia untuk semua. Kami mendukung para pembela hak asasi manusia dan masyarakat yang terkena dampak, menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia.
Fortify Rights juga merupakan tim pembela hak asasi manusia yang percaya pada pengaruh penelitian berbasis bukti, kekuatan pengungkapan kebenaran secara strategis, dan pentingnya bekerja sama dengan individu, komunitas, dan gerakan yang mendorong perubahan.
Berita terkait : Bertemu Jaksa ICC, Horta minta dukungan investigasi pada situasi Myanmar
“Kami menggunakan pendekatan inovatif untuk membuat hukum, kebijakan, dan praktik-praktik yang sejalan dengan standar hak asasi manusia. Ketika kami menyelidiki pelanggaran, melibatkan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan, dan memperkuat para pembela hak asasi manusia, maka perubahan menjadi mungkin,” tulis laman resmi Fortify Rights yang diakses Tatoli.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz