DILI, 06 november 2023 (TATOLI)—Sektor Perdagangan terus menyerap tenaga kerja dalam negeri. Ini menjadi salah satu efek berantai dari aktivitas Perdagangan yang sekaligus turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Laporan Survei Aktivitas Bisnis (BAS) 2022 dari Institut Nasional Statistik Timor-Leste (INETL) yang diakses Tatoli, senin ini menyebutkan ‘Perdagangan Eceran dan Grosir’ memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi di negara ini.
Pada desember 2022, sektor perdagangan menyerap tenaga kerja sebanyak 63.300 orang yang bekerja di bidang bisnis di Timor-Leste. Ini mewakili peningkatan 21,3 persen dalam lapangan kerja sejak desember 2021. Sekitar 67 persen dari total orang yang dipekerjakan adalah laki-laki (atau 42.200 orang).
“Antara tahun 2021 dan 2022, lapangan kerja untuk laki-laki meningkat 15,9 persen dan lapangan kerja untuk perempuan meningkat 32,7 persen,” ungkap Laporan BAS 2022.
Mayoritas orang yang dipekerjakan di Timor-Leste dipekerjakan di bisnis yang beroperasi di Dili (85 persen atau 53.600 orang). Pada tahun 2022, upah rata-rata per karyawan untuk satu tahun sebesar ($2.600) di Timor-Leste. Upah per karyawan lebih tinggi di Dili ($2.700) daripada di kota-kota lain ($1.700).
“Sektor ‘Perdagangan Eceran dan Grosir’ memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi, yaitu 31 persen (atau 19.500 orang) dari semua orang yang bekerja. Industri individu terbesar kedua adalah industri ‘Lainnya’ yang menyumbang 24 persen (atau 15.400 orang) dari total lapangan kerja,” tulis laporan tersebut.
Selama tahun 2022, pendapatan bisnis non-produksi minyak Timor-Leste mengalami pertumbuhan yang sangat kecil sebesar 4,9 persen sejak tahun 2021.
Total pendapatan adalah 1.995,4 juta yang sebagian besar dikontribusikan dari perdagangan eceran & grosir dan industri konstruksi bersama-sama sekitar 71,8 persen (atau $ 1.433,1 juta). Sekitar 94 persen (atau $ 1.866,6 juta) dihasilkan oleh bisnis yang beroperasi di Dili.
Selama tahun 2022, total biaya operasional yang dikeluarkan oleh bisnis non-produksi minyak di Timor-Leste adalah $ 1.481,8 juta, turun 3,7 persen sejak tahun 2021.
Pembelian persediaan bahan dan barang mengalami peningkatan sebesar 6,5 persen (atau $ 1.190,0 juta) selama tahun 2022, tetapi peningkatan tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan penurunan biaya lainnya dan tunjangan non-upah sekitar 49,7 persen dan 39,1 persen yang menjadi pertimbangan penurunan total biaya sejak tahun 2021.
Terdapat juga peningkatan pada perubahan persediaan, terutama pada barang jadi dan bahan baku. Sekitar 95 persen (atau $ 1.408,5 juta) dari total biaya operasional dikeluarkan oleh bisnis yang beroperasi di Dili.
Pembelian persediaan bahan baku dan barang jadi menyumbang 80 persen (atau $ 1.190,0 juta) dari semua biaya operasional. Industri ‘Perdagangan Eceran dan Grosir’ menyumbang $919,7 juta. Total biaya tenaga kerja mencapai 11,3 persen (atau $167,9 juta) dari total biaya operasional.
Total laba yang dihasilkan oleh bisnis non-migas Timor-Leste selama tahun 2022 adalah $ 535,2 juta, yang meningkat 46,4 persen sejak tahun 2021. Industri ‘Konstruksi’ menyumbang 26,2 persen (atau $ 140,5 juta) dari seluruh laba yang dihasilkan selama tahun tersebut, proporsi tertinggi dari semua industri.
Selama tahun 2022, pembelian aset modal mencapai $14,8 juta. Industri ‘Konstruksi’ dan ‘Akomodasi dan Layanan Makanan’ menginvestasikan kembali proporsi terbesar dari laba mereka ke dalam belanja modal, masing-masing menginvestasikan $ 2,3 juta dan $ 1,1 juta untuk belanja modal.
Laporan BAS 2022 oleh INETL merupakan survei aktivitas tahunan sehubungan dengan tahun kalender 2022 sejak tahun 2010 yang memberikan ukuran rinci tentang kinerja dan struktur bisnis non-produksi minyak bumi yang beroperasi di Timor-Leste.
Ruang lingkup BAS mencakup sektor bisnis non-produksi minyak bumi di Timor-Leste yang secara aktif diperdagangkan selama tahun kalender 2022. Kerangka survei terdiri dari 3.300 bisnis, di mana 300 di antaranya berada dalam strata yang dicacah secara lengkap. Sebanyak 1.798 bisnis berada di Dili dan 1.202 bisnis di Kotamadya lainnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz