DILI, 26 oktober 2023 (TATOLI)– Otoritas Nasional yang Ditunjuk untuk Memerangi Perubahan Iklim (AND) hari ini kembali melakukan persiapan teknis antara kementerian dan mitra terkait sebelum menghadiri COP28 (Conference of the Parties atau Konferensi Para Pihak Sesi) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab.
“Kegiatan hari ini kita menghadirkan mitra kita untuk bersama membuat persiapan teknis di berbagai prioritas yang selama ini kita lakukan sudah sejauh mana. Seperti yang kita ketahui selama ini dengan dana dari Green Climate Fund (GCF) banyak hal yang sudah kita lakukan,” jelas Ketua AND, Pedro Godinho di City8, kamis ini.
Ia menjelaskan, dengan adanya pertemuan ini akan mengorganisir prioritas Timor-Leste untuk melakukan negosiasi di COP28. Karena, Timor-Leste mengambil bagian di tiga kelompok seperti Least Developed Countries (LDCs), Small Island Developing States (SIDS) dan The G-77 plus China alliance.
Berita terkait : UEA undang PM Xanana hadiri pertemuan COP28 di Dubai
Duta Besar untuk Perubahan Iklim, Adão Barbosa menjelaskan COP28 merupakan acara penting dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Konferensi ini dijadwalkan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, pada tahun 2023.
“Timor-Leste akan berpartisipasi dalam pertemuan COP di Dubai, mulai dari 30 november hingga 12 desember. Kehadiran kita ini agar merangkum semua laporan dan harus mempersiapkan para teknis untuk melakukan negosiasi,” katanya.
Konferensi COP28 bertujuan untuk mengatasi krisis iklim yang sedang berlangsung dengan mempertemukan perwakilan dari hampir 200 negara untuk mendiskusikan dan merundingkan tindakan global untuk memitigasi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Konferensi ini akan berfokus pada isu-isu utama seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan memberikan dukungan finansial dan teknologi kepada negara-negara berkembang.
“Tujuan dari pertemuan COP28 di Dubai 2023, untuk mempercepat implementasi Perjanjian Paris dan meningkatkan respons global terhadap ancaman perubahan iklim. Konferensi ini bertujuan untuk mendorong negara-negara untuk meningkatkan ambisi mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan bertransisi ke sumber energi terbarukan.,” ucapnya.
Selain itu, konferensi ini juga akan berfokus pada penanganan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan peristiwa cuaca ekstrem, serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan.
Menurut situs web Green Climate Fund, Timor-Leste telah menerima total dana sebesar $50 juta sejak 2020 untuk berbagai proyek perubahan iklim seperti mendukung praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan sistem pengelolaan air, mempromosikan sumber energi terbarukan, pelatihan sumber daya manusia dan lainnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz