iklan

DILI, HEADLINE

Delapan KK tempati area sekolah, hambat perluasan pembangunan EBC Bidau

Delapan KK tempati area sekolah, hambat perluasan pembangunan EBC Bidau

Rumah penduduk di area sekitaran Sekolah Ensino Basico Central (EBC) Bidau Akadiruhun. Foto Tatoli

DILI, 13 oktober 2023 (TATOLI)—  Sekolah merupakan tempat bagi para siswa untuk belajar. Namun, di halaman sekitaran Sekolah Ensino Basico Central (EBC) Bidau Akadiruhun sejak tahun 1999 hingga 2023 ini masih ditempati oleh delapan Kepala Keluarga (KK).

Alasan delapan KK tersebut masih menempat area sekolah EBC Bidau Akadiruhun, karena Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan hingga kini belum memberikan ganti rugi (kompensasi) kepada delapan KK tersebut.

Dengan adanya delapan KK tersebut juga menghambat rencana Kementerian Pendidikan untuk memperluas pembangunan sekolah tersebut. Selain itu juga, keberadaan delapan KK itu mengganggu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Wakil Kepala Sekolah EBC Bidau Akadiruhun, Andre Gusmão mengakui, delapan KK tersebut saat ini masih menempati halaman sekitaran sekolah dengan alasan Kementerian Pendidikan masih belum memberikan ganti rugi kepada mereka.

Wakil Kepala Sekolah EBC Bidau Akadiruhun, Andre Gusmão. Foto Tatoli

Dikatakan, mereka menempati halaman sekolah sejak  1999 hingga 2023 dan belum keluar dari area sekolah, karena hingga sekarang belum mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.

Diungkapkan, pihak sekolah menginginkan agar mereka keluar dari area sekolah, karena  keberadaan mereka selalu mengganggu  kenyamanan sekolah, selain itu juga sempat menghambat pembangunan gedung sekolah.

“Pihak sekolah ingin mereka segera meninggalkan area sekolah karena keberadaan mereka mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Selain itu juga menjadi kendala bagi rencana Kementerian Pendidikan untuk memperluas gedung sekolah EBC Bidau Akadiruhun,” ujar  Wakil Kepala Sekolah, Andre Gusmão pada Tatoli, di Sekolah EBC Bidau Akadiruhun, Dili.

Dikatakan,  Kementerian Pendidikan berjanji akan memberikan ganti rugi,  jika KK tersebut berpindah, namun sampai saat ini Kementerian Pendidikan, belum membayarnya sehingga sampai saat ini mereka masih tetap tinggal di halaman sekolah sambil menunggu ganti rugi sebelum pindah dari halaman sekolah.

Sementara, Perwakilan salah salah satu KK, Ana Maria do Rego yang saat ini menempati area Sekolah, mengatakan keluarganya masih menempati halaman sekolah karena pihak Pemerintah belum memberikan kompensasi.

“Kami ingin pindah dari halaman sekolah ini, tetapi saat ini Kementerian Pendidikan belum membayarkan kompensasi. Kami tidak meminta banyak uang tetapi kami memerlukan sedikit uang untuk menyewa kendaraan dan membawa barang-barang kami ke kotamadya, karena saat ini kami tidak memiliki rumah tetap di Dili,’’ ujarnya.

Dijelaskannya, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah dan  siap meninggalkan halaman sekolah kapan saja, namun yang penting Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dapat mempertimbangkan permintaan untuk memberi kompensasi.

Kementerian Pendidikan berencana akan memperluas pembangunan gedung sekolah baru untuk menambah 15 ruang kelas dengan  memberikan ruang bagi siswa dan guru  melakukan proses pembelajaran.

EBC Bidau Akadiruhun memiliki 41 guru dan lebih dari 2.000 siswa. Tetapi,  hanya memiliki 40 ruang kelas sehingga tidak cukup untuk menampung semua siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Jadi,  perlu perluasan pembangunan  gedung sekolah baru untuk menjamin kualitas pendidikan Timor-Leste di masa depan.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!