DILI, 11 oktober 2023 (TATOLI)—Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Timor-Leste, Arvind Mathur mengatakan pihaknya tetap berkomitmen menyediakan layanan kesehatan mental dan psiko-sosial yang komprehensif dan berkualitas untuk masyarakat di Timor-Leste.
Komitmen WHO itu disampaikan Arvind Mathur melalui siaran pers yang diakses Tatoli, rabu ini. Komitmen Arvind Mathur dikatakan berkaitan dengan Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 yang jatuh pada 10 oktober setiap tahunnya.
Arvind Mathur mengungkapkan, WHO akan bekerjasama dengan Timor-Leste melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan mitra lainnya untuk tetap menyediakan layanan kesehatan mental yang berkualitas untuk masyarakat negara ini.
“Para pegawai di sektor kesehatan, termasuk dokter dan perawat, telah menerima pelatihan dalam bidang kesehatan mental dan dukungan psiko-sosial, yang berperan penting dalam mengidentifikasi tanda-tanda masalah kesehatan mental. Materi-materi telah dikembangkan ke dalam bahasa Tetun untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental pada masyarakat,” kata Arvind Mathur.
Diakui, meskipun semua usaha yang dilakukan, akan tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi seperti kurangnya data dan sumber daya serta rencana kesehatan mental yang komprehensif berdasarkan prinsip hak asasi manusia. Di Timor-Leste hanya memiliki dua psikiater, sehingga perlu segera meningkatkan kapasitas dan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan penyediaan layanan.
“Tetapi kita memiliki harapan. Sebelumnya, pada september 2022, para Menteri Kesehatan dari negara anggota WHO di kawasan Asia Tenggara, termasuk Timor-Leste, menandatangani Deklarasi PARO, yang menegaskan komitmennya untuk akses universal pada perawatan kesehatan mental yang berfokus pada rakya,t” katanya.
Menurutnya, sekitar satu miliar orang di seluruh dunia, atau satu dari dua orang, hidup dengan kondisi kesehatan mental yang buruk, dimana mengalami depresi dan menjadi penyebab utama kekurangan, dan bunuh diri menjadi penyebab utama kematian di kalangan individu berusia 15-29 tahun.
“Meskipun statistik ini tinggi, kesehatan mental terus menjadi aspek perawatan kesehatan yang diabaikan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Sehingga pada Hari Kesehatan Mental Sedunia, kita dipanggil untuk mempertimbangkan fakta yang mendalam bahwa kesehatan fisik tidak dapat dipisahkan dari kesehatan mental,” jelasnya.
Di Timor-Leste, tantangan untuk memperbaiki kesehatan mental sangat besar, meskipun statistik yang kuat dan komprehensif sedikit menyelamatkan. Namun, Pandemi COVID-19 telah memperburuk situasi.
“Data awal dari departemen psikiater Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV) di Dili pada 2020 menunjukkan gambaran yang buruk, di mana banyak pasien menderita skizofrenia (29%), depresi (18%), dan kecenderungan bunuh diri (18%),” tuturnya.
Jadi, WHO mengimbau semua pihak untuk bersama merevisi rencana strategi kesehatan mental, menetapkan tujuan realistis dan memberikan prioritas untuk pengumpulan data agar dapat lebih memahami kondisi dan tantangan kesehatan mental. Kapasitasi dan alokasi sumber daya harus terus dilakukan dan kesadaran tentang kesehatan mental harus menjadi prioritas utama.
Hari Kesehatan Mental Sedunia merupakan salah satu hari besar internasional yang diperingati tiap 10 Oktober. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental di seluruh dunia.
Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 mengusung tema “Our minds, our rights” atau “Pikiran kami, hak kami”.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz