DILI, 21 september 2023 (TATOLI)— Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia dan Pasifik tetap solid, meskipun risiko terhadap prospeknya meningkat.
Dari laporan Asian Development Outlook (ADO) yang dirilis ADB, rabu kemarin (20/09) disebutkan, negara-negara berkembang di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 4,7% tahun ini, sedikit menurun dari proyeksi sebelumnya yaitu 4,8%, menurut Asian Development Outlook (ADO) september 2023, yang dirilis hari ini. Proyeksi pertumbuhan untuk tahun depan dipertahankan pada 4,8%.
Pertumbuhan di kawasan ini cukup optimis pada paruh pertama tahun ini, didorong oleh permintaan domestik yang sehat dan pembukaan kembali pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), meskipun prospek global yang lebih lemah mengurangi permintaan ekspor.
Dijelaskan pariwisata yang pulih, sektor jasa yang tangguh, transfer uang yang sehat ke wilayah ini, dan membaiknya kondisi keuangan, semuanya membantu mendukung aktivitas ekonomi, dan inflasi menurun di sebagian besar negara setelah mencapai puncaknya tahun lalu.
Namun, kelemahan di sektor properti RRT membebani prospek regional. Suku bunga global yang tinggi telah meningkatkan risiko ketidakstabilan keuangan. Gangguan pasokan sporadis dari invasi Rusia yang terus berlanjut ke Ukraina, pembatasan ekspor, dan meningkatnya risiko kekeringan dan banjir yang disebabkan oleh El Nino dapat sekali lagi memicu kenaikan harga pangan dan menantang ketahanan pangan.
“Negara-negara berkembang di Asia terus tumbuh dengan kuat, dan tekanan inflasi mulai berkurang. Beberapa bank sentral di kawasan ini telah mulai menurunkan suku bunga, yang akan membantu mendorong pertumbuhan. Namun, pemerintah tetap harus waspada terhadap berbagai risiko yang dihadapi kawasan ini,” ujar Kepala Ekonom ADB, Albert Park.
Ia menambahkan “Pelemahan pasar properti di RRT masih menjadi perhatian. Peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dan dampak El Nino mengingatkan kita bahwa ekonomi harus bekerja sama untuk membangun ketahanan dan melindungi mereka yang paling rentan.”
Inflasi di negara-negara berkembang Asia dan Pasifik diperkirakan akan mencapai 3,6% tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,2%. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya inflasi di RRT, seiring dengan stabilnya harga pangan dan energi. Perkiraan inflasi untuk tahun depan adalah 3,5%.
Di antara sub-kawasan Asia yang sedang berkembang, proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara dipangkas menjadi 4,6% tahun ini dari proyeksi sebelumnya 4,7%, karena permintaan ekspor yang lebih lemah.
Proyeksi untuk Asia Selatan juga diturunkan sebesar 0,1 poin persentase, menjadi 5,4% – meskipun tetap menjadi sub-kawasan dengan pertumbuhan tercepat, berkat investasi dan konsumsi yang kuat.
Prospek untuk Asia Timur dipangkas menjadi 4,4% dari 4,6%, dengan RRT sekarang diperkirakan akan tumbuh 4,9% tahun ini, dari 5,0% di bulan April. Perkiraan pertumbuhan juga dinaikkan untuk Kaukasus dan Asia Tengah, serta Pasifik.
ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sembari mempertahankan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz