DILI, 04 september 2023 (TATOLI)— Perdana Menteri Timor-Leste, Kay Rala Xanana Gusmão mengakui organisasi internasional ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah contoh bagi dunia tentang mendukung ketahanan negara.
“Menyadari pencapaian ASEAN yang luar biasa, saya percaya bahwa ASEAN memiliki peran membantu membangun ketahanan dan stabilitas di negara-negara yang rapuh,” jelas PM Xanana dalam sambutannya di pertemuan ASEAN di The Sultan Hotel, Jakarta saat berbicara tentang topik “Ketahanan dan Stabilitas dalam Ekonomi Global yang Rapuh”.
Ia mengatakan ASEAN telah membangun kawasan dengan kapasitas negara yang tinggi, pemerintahan yang efektif, supremasi hukum dan ketertiban umum, serta tenaga kerja yang sehat dan terdidik.
ASEAN telah mengadopsi pendekatan-pendekatan yang berpusat pada rakyat yang menekankan toleransi dan saling menghormati.
“Sementara begitu banyak negara di seluruh dunia berjuang dengan kerapuhan dan keresahan, ASEAN memberikan contoh negara berkembang yang kuat dan terstruktur untuk kepentingan rakyat. Kita tidak hanya harus menyoroti stabilitas, keamanan, dan kontribusi ASEAN pertumbuhan global. Kita harus bertanya bagaimana ASEAN dapat membantu mendukung ketahanan dan negara-negara yang rapuh,” ucapnya.
ASEAN dapat memberikan model pembangunan yang berdaulat untuk membangun masyarakat yang kuat, infrastruktur sosial dan ketahanan ekonomi.
Selama lebih dari setengah abad, ASEAN telah mendorong stabilitas, persatuan dan perdamaian di kawasan ini. ASEAN telah menunjukkan kepada dunia kekuatan dialog dan apa yang dapat dicapai ketika negara-negara bersatu dengan tujuan yang sama.
Melihat keberhasilan ASEAN, mudah untuk melupakan bahwa Asia Tenggara tidak selalu menjadi kawasan yang memiliki persatuan dan kerja sama seperti itu.
Ia meyakini penting untuk mengenali signifikansi internasional dari keberhasilan ASEAN dan kemampuannya untuk membangun negara-negara yang kuat dan stabil dari kerapuhan dan konflik.
Namun, sayangnya, keberhasilan besar ASEAN, dan juga keberhasilan Asia Timur, tidak direplikasi di belahan dunia lain.
Dengan kesadaran ini dan setelah periode kerusuhan, Timor-Leste bergabung bersama dengan Negara-negara Kurang Berkembang lainnya yang juga menghadapi konflik dan kerapuhan.
“Kami percaya bahwa suara kolektif kami harus didengar terutama ketika keputusan-keputusan yang diambil mengenai negara kami tanpa kami. Kami membentuk kelompok negara g7+, yang kini beranggotakan sekitar 20 negara dari Afrika, Asia, Timur Tengah, dan Pasifik,” tutupnya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz