DILI, 30 agustsu 2023 (TATOLI)— Pemerintah Konstitusional ke-IX menggelar Misa Syukur peringatan 24 tahun Hari Jajak Pendapat (30 agustus 1999-30 agustus 2023) di Gereja Balide, Dili, rabu ini.
Pada peringatan 24 tahun Hari Jajak Pendapat tersebut, Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão mengungkapkan komitmen pemerintahannya untuk memberikan layanan untuk bangsa dan negara ini lebih baik lagi di masa depan.
“Kita harus bersyukur pada yang maha kuasa karena di hari ini kita mengingat kembali tahun-tahun yang berlalu, bangsa ini dengan keberanian bisa menghadapi masalah, tantangan, meninggal dunia, terluka dan menderita untuk memilih sehingga kita mendapatkan kemerdekaan negara ini,” jelas PM Xanana di Gereja Imacualda da Conceição Balide Dili.
Berita terkait : Kegiatan kebersihan bersama akan warnai peringatan Hari Jajak Pendapat ke-24
Dalam pesannya, Xanana meminta pada anggota Pemerintah dan badan berdaulat lainnya yang baru akan memulai bertugas untuk memberikan pelayanan pada tanah air dan bangsa serta bertangung jawab untuk merealisasikan mimpi masyarakat.
“Hari ini mengingatkan kita bahwa sebagai anggota Pemerintah, Parlamen jangan merasa bahwa kita adalah orang besar, tetapi merasah lah bahwa tugas yang kita dapatkan dari Tuhan untuk melakukan apa yang kita bisa untuk negara ini. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta berkat, saling memafkan, membantu dan jadilah pelayan yang rendah hati. Mari kita berdoa pada Tuhan untuk memberkati kita semua,” katanya.
Perdana Menteri ingin pada tahun 2024, bisa menggelar kembali misa bersama agar para pemimpin selalu mengingat akan berkat yang diberikan dari Tuhan dan bisa menjalankan tugas dengan baik, transparansi dan saling mendengarkan dan terlebihnya mengasihi bangsa ini.
Ia mengatakan pada 30 agustus 1999 rakyat memilih untuk kemerdekaan dan menghadapi penderitaan, luka, rumah dibakar, kematian agar mendapatkan kemerdekaan. Untuk itu dengan kepercayaan yang diberikan sekali lagi dari rakyat untuk Pemerintahan ke-IX untuk menjalankan tugas dengan keberanian dan melayani kepentingan rakyat.
“Di rumah suci Tuhan ini, kita meminta berkat Tuhan bagi kita semua yang sudah menunjukan komitmen untuk melayani. Jadi, layanilah dengan baik, Tuhan berkatilah kami, para leluhur lihatlah kami, mereka yang sudah kehilangan nyawa dan menderita bagi bangsa ini, berkatilah kami untuk melayani dengan baik dan memberikan hormat bagi pengorbanan mereka, Tuhan berkatilah kami,” tuturnya.
Timor-Leste setiap tahun memperingati Hari Jajak Pendapat pada 30 agustus. Dimana, 30 agustus 1999, menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Timor-Leste. Karena pada tanggal tersebut referendum Timor-Timur dilaksanakan, yang berujung pada kemerdekaan bangsa Timor-Leste.
Dilansir dari Kompas.Com yang diakses Tatoli, bahwa Presiden Republik Indonesia kala itu B.J Habibie memberikan pilihan bagi rakyat Timor-Timur, yakni memilih otonomi daerah atau kemerdekaan. Dimana, waktu itu Sekjen PBB saat itu, Kofi Anan, menjembatani Indonesia dan Portugal dalam soal menyelesaikan masalah Timor-Timur (Timtim).
Setelah itu kesepakatan tercapai. PBB juga membentuk United Nations Mission in East Timor (UNAMET) untuk mengawal kesepakatan Indonesia dan Portugal dalam prosesnya menuju referendum Timtim. Pemilihan Jajak Pendapat akhirnya dilaksanakan pada 30 agustus 1999 dan dilaksanakan dengan dua opsi. Dua opsi itu, yaitu menerima otonomi khusus untuk Timtim dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) atau menolak otonomi khusus.
Akhirnya, hasil referendum menunjukan sebanyak 94.388 penduduk atau sebesar 21,5 persen penduduk memilih tawaran otonomi khusus. Sementara, 344.580 penduduk atau 78,5 persen dari total penduduk Timtim memilih untuk menolaknya (Artinya memilih Kemerdekaan).
Referendum menjadi hari bersejarah bagi seluruh rakyat Timor-Leste. Sejarah mencatat, pada tanggal 30 agustus 1999, Timor-Leste memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pelaksanaan Jajak Pendapat/Referendum.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz