DILI, 05 agustus 2023 (TATOLI)— Kedutaan Besar Jepang di Timor-Leste menggelar Festival Budaya yang mempertunjukan kebudayaan dari tiga negara Jepang, Indonesia dan Timor-Leste. Tujuannya, untuk memperkuat hubungan tiga negara.
Duta Besar Jepang untuk Timor-Leste, Tetsuya Kimura dalam sambutannya pada pembukaan Festival Budaya yang digelar di Pusat Budaya Indonesia (PBI) merasa terhormat bisa mengambil bagian untuk menikmati pertukaran budaya dan musik antara para kaum muda dari Jepang, Timor-Leste dan Indonesia.
Tahun lalu, Jepang dan Timor-Leste bersama-sama merayakan 20 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Waktu itu, Kedutaan Besar Jepang mengadakan festival “Matsuri-Japan Festival”. Festival digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun restorasi kemerdekaan TL ke-20. Festival tersebut digelar di Timor Plaza.
“Sekitar 2.000 orang mengunjungi festival tersebut dan kami sangat terkesan dengan meningkatnya minat masyarakat Timor-Leste terhadap budaya Jepang,” jelas Tetsuya Kimura.
Berdasarkan warisan yang baik dari festival tahun lalu, Kedubes Jepang berpikir untuk mengadakan acara lain pada tahun ini untuk memperdalam hubungan antara Jepang dan Timor-Leste melalui budaya yang ditayangkan langsung oleh televisi nasional.
“Telah mengundang talenta-talenta muda untuk festival ini, yaitu, Sekolah Menengah Atas (SMA) St. Magdalena dari Canossa, SMA Colégio Paulo VI, Pedras Negras, perwakilan pemuda Jepang yang belajar di Bali- Indonesia dan para kaum muda yang belajar di PBI (Pusat Budaya Indonesia),” katanya.
Tetsuya juga berterima kasih kepada Duta Besar Republik Indonesia, Okto Dorinus Manik dan staf PBO. Karena, telah menyediakan tempat yang luar biasa dan para siswa dari PBI juga telah ikut memeriahkan acara tersebut dengan tarian dan musik.
Dikatakan, hari ini, sebagai contoh keunggulan budaya Jepang. Dimana, Jepang memiliki tim drum Taiko dari Bali, “Koryu”, yang menampilkan salah satu alat musik tradisional Jepang, wadaiko atau taiko.
Sejarah wadaiko sudah sangat tua, berasal dari sekitar tahun 500 SM. Pada awalnya, wadaiko digunakan dalam ritual dan upacara Shinto, agama asli Jepang, kemudian secara bertahap menyebar ke masyarakat umum untuk digunakan sebagai musik dalam pertunjukan teater dan festival.
Sementara, Menteri Pemuda, Olahraga, Seni dan Budaya, Nélio Isac Sarmento menanggapi bahwa Festival Budaya tersebut sangat penting bagi Timor-Leste untuk mendekatkan negara ini ke dunia dan sebaliknya untuk mempererat hubungan dua negara, Indonesia dan Jepang.
“Tradisi dan budaya selalu dimiliki oleh semua negara. Tetapi, apa yang kalian dapatkan disini mungkin berbeda dengan negara kalian, namun untuk TL yang masih berkembang meskipun kita berbeda dalam tradisi tetapi kita selalu satu dalam kegiatan kemanusiaan,” ungkapnya.
Nelio Isac yakin dengan program ini memberi pemahaman bagi semua orang bahwa sangat penting untuk belajar dari negara lain karena mampu memperkuat hubungan negara.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz