DILI, 05 juni 2023 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO -inggris) di Timor-Leste (TL) memberikan penjelasan pencegahan terkait penyakit rabies. Karena, sementara ini korban gigitan anjing rabies di Pulau Timor (Kawasan Timor Barat, bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur di Indonesia) terus bertambah.
Sesuai laporan WHO, rabies adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, yang disebabkan oleh virus. Ada dua manifestasi klinis rabies yaitu, panik dan lumpuh. Rabies panik adalah bentuk paling umum dari rabies manusia.
“Anjing bertanggung jawab atas 96% kasus rabies pada manusia di Asia Tenggara,” ungkap laman resmi WHO yang diakses Tatoli, senin ini.
Proses pencegahan hanya dapat dilakukan dengan memvaksinasi anjing atau kucing peliharaan terhadap rabies, seperti yang direkomendasikan oleh dokter hewan atau petugas kesehatan hewan.
Berita terkait : Kasus Rabies di Kupang, Pemerintah imbau masyarakat Timor-Leste jangan panik
Anjing rabies ditandai dengan perubahan perilaku normalnya, seperti menggigit tanpa provokasi apapun, memakan benda-benda yang tidak normal seperti tongkat, paku, kotoran, dan lainnya serta berjalan tanpa alasan yang jelas.
Adapaun perubahan suara menggonggong serak dan menggeram atau ketidakmampuan mengeluarkan suara serta air liur berlebihan atau berbusa di sudut mulut tetapi bukan hidrofobia (takut air).
Rabies pada manusia memiliki tanda dan gejala seperti nyeri atau gatal di lokasi luka gigitan (dalam 80% kasus), demam, malaise, sakit kepala yang berlangsung selama 2-4 hari, hidrofobia (takut air), intoleransi terhadap kebisingan, cahaya terang atau udara.
Adapun gejalan lain seperti takut kematian yang akan datang, kemarahan, lekas marah dan depresi hiperaktif, pada tahap selanjutnya hanya dengan melihat air dapat memicu kejang di leher dan tenggorokan, durasi penyakit biasanya dua hingga tiga hari tetapi dapat meregang menjadi lima hingga enam hari atau lebih saat menerima dukungan perawatan intensif.
Jika seseorang digigit binatang, luka harus dicuci dan segera dibilas dengan sabun dan air selama 10–15 menit dan jika sabun tidak tersedia, siram dengan air saja. Ini adalah pengobatan pertolongan pertama yang paling efektif terhadap rabies.
“Luka harus dibersihkan secara menyeluruh dengan alkohol/etanol 70% atau povidone-iodine, jika tersedia. Sesegera mungkin, bawa orang tersebut ke fasilitas kesehatan untuk perawatan lebih lanjut,” ungkap surat tersebut.
Adapun hal yang harus dihindari seperti mengoleskan bahan iritan pada luka seperti bubuk cabai, sari tumbuhan, asam atau basa serta menutupi luka dengan pembalut atau perban.
Vaksinasi rabies setelah digigit adalah profilaksis rabies pasca pajanan (PEP) diperlukan dalam kondisi berikut dimana jika gigitan telah merusak kulit dan lukanya berdarah, jika selaput lendir telah terkena air liur dari hewan yang dicurigai.
Berita terkait : Pemerintah Timor-Leste belum ada rencana lakukan vaksin rabies
Melalui Publikasi laman Antara News (05/06/2023) yang diakses Tatoli, menyebutkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan jumlah warga yang terkena gigitan anjing rabies di kabupaten itu mencapai 139 orang.
Lebih lanjut, ia mengatakan ratusan warga yang terkena gigitan anjing rabies itu tersebar di 12 kecamatan dari 32 kecamatan di TTS dan tersebar di 43 desa.
Menanggapi semakin meningkatnya jumlah orang yang digigit anjing rabies, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu H mengajak semua pihak bergandeng tangan melakukan upaya serius kolaborasi pemerintah daerah dan pusat untuk mengendalikan wabah rabies, terutama di episentrum wabah Flores dan TTS.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz