DILI, 07 april 2023 (TATOLI)– Paus Fransiskus mengingatkan semua orang tentang bagaimana Tuhan, dalam membasuh kaki murid-muridnya, mengajarkan akan pentingnya kerendahan hati dan pelayanan yang lahir dari hati yang mulia.
Pada hari Kamis Putih Paus Fransiskus pergi ke pinggiran kota Roma untuk merayakan Misa Perjamuan Tuhan di lembaga pemasyarakatan remaja Casal del Marmo di mana Paus melakukan ritus tradisional pembasuhan kaki dua belas kaum muda di sana.
Keanekaragaman menjadi ciri kelompok, bervariasi dalam usia dari 14 hingga 25 tahun, sepuluh pemuda dan dua pemudi dan, dua di antaranya berasal dari Sinti, yang lain dari Kroasia, Senegal, Rumania, dan Rusia, dengan mewakili berbagai tradisi kepercayaan.
Paus sebelumnya mengunjungi lembaga Casal del Marmo pada tahun 2013, tepat setelah dia menjadi paus, ketika dia memilih untuk merayakan liturgi Kamis Putih “di Coena Domini” di sana.
Dalam homilinya yang diberikan tanpa teks yang disiapkan, Paus memusatkan pikirannya pada Injil liturgi yang menceritakan ketika Yesus, sehari sebelum Sengsara, membasuh kaki murid-muridnya sebagai sikap kerendahan hati dan pelayanan, sesuatu yang kembali ke masa itu.
Paus menjelaskan bagaimana hidup akan begitu indah jika semua Umat manusia meniru gerakan dan semangat dalam kehidupan sehari-hari, saling membantu, daripada mengikuti cara-cara duniawi untuk menipu atau memanfaatkan satu sama lain.
Saling membantu, bahkan melalui gerakan manusia yang sederhana, muncul dari hati yang mulia, dan Yesus hari ini ingin mengajar semua orang dan mendorong untuk memiliki hati yang mulia.
“Kita bisa berkecil hati atau malu dengan apa yang kita pegang di dalam, tetapi Yesus tahu semua tentang kita dan mencintai kita apa adanya dan membasuh kaki kita semua,” kata Paus.
Paus meminta semua orang agar tidak boleh takut dengan kelemahan dan yakinlah bahwa Tuhan ingin menemani dalam semua perjalanan dan memegang tangan semua orang sehingga hidup tidak terlalu sulit.
Sebagai penutup, Bapa Suci menjelaskan bahwa gerakan membasuh kaki kedua belas kaum muda yang hadir bukan hanya gerakan cerita rakyat, tetapi tanda bagaimana harus bersama, saling membantu, saling menunjukkan cinta dan rasa hormat untuk satu sama lain.
“Jika kita menerapkan sikap dan semangat pelayanan ini, kita dapat meringankan begitu banyak ketidakadilan di dunia kita,” katanya.
Di akhir Misa, Paus memberkati sebuah plakat pengukuhan besar untuk kapel yang didedikasikan untuk Beato Fr. Pino Puglisi, pastor paroki Sisilia terkenal yang dibunuh karena menentang kejahatan terorganisir.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor. : Armandina Moniz