iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE, SOSIAL INKLUSIF

Jepang dan IOM dukung 900 NFI tanggapi keadaan darurat

Jepang dan IOM dukung 900 NFI tanggapi keadaan darurat

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dengan dukungan dana dari Pemerintah Jepang menyerahkan 900 non-food item (NFI) kits dan sebuah mobile container (gudang bergerak) pada Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil. Foto TATOLI

DILI, 14 maret 2023 (TATOLI) – Pemerintah Jepang melalui Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM),  hari ini kembali menyerahkan 900 non-food item (NFI) kits dan sebuah mobile container (gudang bergerak) pada Sekretariat Negara urusan Perlindungan Sipil (SEPS -tetun) yang bertujuan untuk menanggapi keadaan darurat.

Penyerahan ini merupakan bagian dari proyek “Dukungan untuk Mengurangi Risiko Bencana dan Meningkatkan Kesiapsiagaan Darurat di Timor-Leste,”. Proyek yang didanai  Jepang melalui IOM tersebut dengan dana sebesar $500.000.

Proyek ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem untuk bersiap menghadapi bencana bencana alam di masa depan dengan mendukung pemerintah dan masyarakat Timor-Leste untuk meningkatkan kerentanan kesiapsiagaan bencana seperti banjir.

Jepang dan IOM menyerahkan 900 perlengkapan NFI dan satu mobile container, yang akan bermanfaat bagi 4.500 individu (900 keluarga) untuk kebutuhan kritis mereka guna meningkatkan kondisi kehidupan populasi yang rentan selama pengungsian.

Kit tersebut meliputi barang-barang kebersihan, peralatan dapur, tempat tidur, dan barang-barang pencegahan COVID-19. Item khusus untuk perempuan dan anak perempuan juga disediakan untuk memitigasi risiko GBV (Kekerasan Berbasis Gender) selama keadaan darurat.

Semua item diselaraskan dengan standar Sphere dan peraturan dekrit tentang Perlindungan Sipil. Barang-barang yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti mobile container dan kegiatan peningkatan kapasitas pada pendistribusian NFI akan meningkatkan kesiapsiagaan darurat Timor-Leste untuk krisis di masa mendatang.

“Menyediakan kit NFI dan mobile container kepada Pemerintah sangat  penting bagi negara untuk merespons dan mempersiapkan bencana di masa depan dengan lebih baik. Lebih penting lagi, ini juga berkontribusi untuk mengurangi risiko COVID-19 dan GBV di pusat-pusat evakuasi,” kata Kepala Misi IOM di Timor-Leste, Ihma Shareef dalam sambutan di acara penyerahan di Unit Khusus Otoritas Perlindungan Sipil (APC), Kampung Baru, selasa ini.

Duta Besar Jepang untuk Timor-Leste, Tetsuya Kimura, mengatakan   Jepang juga merupakan negara yang rawan bencana, setelah mengalami banyak bencana di masa lalu. Ia pun percaya bahwa Jepang dapat berbagi pengetahuan dan keahlian yang diperoleh di masa lalu.

“Jepang bekerja sama dengan pemerintah TL melalui berbagai proyek untuk setiap siklus Pengurangan Risiko Bencana (DDR). Kami merasa penting untuk mengatasi masalah terkait DDR secara komprehensif,” ucapnya.

Sekretaris Negara urusan Perlindungan Sipil, Joaquim Gusmão mengucapkan terima kasih kepada IOM dan Pemerintah Jepang yang telah menyediakan kit NFI dan mobile container.

“Ini sangat diperlukan karena selama ini kita hanya berfokus jika terjadi sebuah bencana tapi sekarang kita harus lebih berfokus pada mitigasi dan pencegahan. Banyak studi yang menyebutkan bahwa dengan mitigasi dan pencegahan yang baik bisa menyelamatkan banyak manusia dan untuk mengurangi biaya,” tambanya.

Joaquim Gusmão juga menginformasikan sebelumnya Jepang telah mendukung Unit Khusus APC dengan memberikan tiga kendaraan pemadam kebakaran yang saat ini telah didistribusikan di Bobonaro, Baucau dan Covalima.

Proyek ini juga mencakup upaya IOM untuk mendukung Pemerintah Timor-Leste dalam mengutamakan pendekatan perlindungan termasuk risiko GBV selama keadaan darurat, dan menyediakan ruang aman bagi kelompok rentan selama bencana, dan penjangkauan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana dan sistem peringatan dini.

Pada saat yang sama, proyek ini mendukung kluster Koordinasi Kamp dan Manajemen Kamp/Tempat Penampungan Darurat di mana IOM menjadi salah satu pemimpinnya.

Sejak Februari 2022, proyek ini telah melatih 218 perwakilan pemerintah dan anggota masyarakat untuk dapat memberikan bantuan dalam keadaan darurat kepada populasi yang rentan.

Enam pusat evakuasi telah dikaji dan sedang direnovasi di Dili, Manatuto, dan Viqueque. Pusat evakuasi akan meningkatkan akses lebih dari 32.000 orang ke tempat perlindungan yang aman dan bermartabat di masing-masing desa selama keadaan darurat. 

Reporter   : Cidalia Fátima

Editor        : Armandina Moniz

 

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!