DILI, 04 februari 2023 (TATOLI)– Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), António Guterres dalam perayaan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia meminta dunia untuk tetap menghargai harmoni antaragama demi menjamin kedamaian di umat manusia.
Peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia jatuh 04 februari setiap tahunnya. Pada perayaan tersebut, PBB mengajak masyarakat dunia untuk saling mengasihi sesama.
Dipilihnya 04 februari sebagai Hari Persaudaraan Internasional berangkat dari keprihatinan PBB terhadap ujaran kebencian terhadap agama, suku dan lainnya.
“Hari Persaudaraan Manusia Sedunia dirayakan untuk tetap menghargai nilai-nilai kasih sayang, pemahaman agama, dan saling menghormati. Nilai-nilai ini menjamin kedamaian dan merupakan perekat yang menyatukan keluarga manusia kita,” ucap Sekjen PBB dalam laman resmi yang diakses Tatoli.
Namun di seluruh dunia, mereka sedang terkikis. Dengan memperdalam perpecahan, memperlebar ketidaksetaraan, dan menumbuhkan keputus-asaan. Dengan melonjaknya ujaran kebencian, sektarianisme, dan perselisihan. Faktanya adalah, kita melihat contoh ekstremisme dan intoleransi agama di semua masyarakat dan di antara semua agama.
Jadi, dikatakan, tugas para pemimpin agama di mana pun untuk mencegah instrumentalisasi kebencian dan meredakan ekstremisme di kalangan pengikutnya. Deklarasi “Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” ditulis bersama oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El Tayeb merupakan model kerukunan antaragama dan solidaritas manusia.
“Mari kita semua mengambil inspirasi dan memperbarui komitmen kita untuk berdiri bersama sebagai satu keluarga manusia. Bersama-sama, mari kita membangun aliansi perdamaian. Kaya akan keragaman, persamaan martabat dan hak, bersatu dalam solidaritas,” pintanya.
Dunia perlu mungkin lebih dari sebelumnya untuk mengakui kontribusi berharga dari orang-orang dari semua agama, atau kepercayaan, untuk kemanusiaan dan kontribusi yang dapat dilakukan oleh dialog di antara semua kelompok agama menuju peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh semua umat manusia. .
Dunia juga perlu menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kesadaran tentang perbedaan budaya dan agama, atau kepercayaan, dan promosi toleransi, yang melibatkan penerimaan dan penghormatan masyarakat terhadap keragaman agama dan budaya, termasuk yang berkaitan dengan ekspresi keagamaan.
Pendidikan, khususnya di sekolah, harus memberikan kontribusi yang berarti dalam mempromosikan toleransi dan penghapusan diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan.
Lebih jauh lagi, dunia harus mengakui bahwa toleransi, tradisi pluralistik, saling menghormati dan keragaman agama dan kepercayaan mempromosikan persaudaraan manusia.
Karena itu, sangat penting bagi semua untuk mendorong kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan dialog antaragama dan antarbudaya untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas sosial, menghormati keragaman dan saling menghormati dan menciptakan, di tingkat global, dan juga di tingkat regional, nasional dan lokal, lingkungan yang kondusif bagi perdamaian dan saling pengertian.
Dalam bingkai itu, Majelis Umum mencatat semua inisiatif internasional, regional, nasional dan lokal, sebagaimana mestinya, serta upaya para pemimpin agama, untuk mempromosikan dialog antaragama dan antarbudaya, dan dalam hal ini mencatat juga pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmad al-Tayyib, pada 04 februari 2019 di Abu Dhabi, dimana menghasilkan penandatanganan dokumen bertajuk “Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama”.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz