DILI, 16 November 2022 (TATOLI)— Institut Penelitian, Pengembangan, Pelatihan dan Promosi Bambu, IP selama januari hingga pertengahan november 2022 ini telah menghasilkan pendapatan uang senilai $200 ribu ke kas Negara.
“Dari januari hingga november tahun ini, pendapatan yang dimasukan ke rekening sekitar $70 ribu lebih. Sementara, dijumlahkan dengan pembayaran dari UNTL (Universitas Nasional Timor Lorosae) sekitar $75 ribu lebih belum ditranfer dan juga dari beberapa organisasi lainnya. Jadi, ditotalkan tahun ini Institut bambu menghasilkan sekitar $200 ribu pada kas negara,” kata Direktur Eksekutif Institut Bambu, Antonio dos Santos Matos, pada wartawan usai kunjungan Presiden Republik, Jose Ramos Horta ke Institu Bambu, Tibar Dili, rabu ini.
Dikatakan, Universitas Nasional Timor Leste memesan kursi dari bambu untuk para mahasiswa di Institut Politeknik Bambu, dan juga pemesanan dari SERVE, UNDP, WFP dan UNICEF.
Dia menjelaskan, Pemerintah mengalokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2022, untuk Institut bambu senilai $600 ribu.
Sementara pada APBN 2023, Institu Bambu dalam usulan anggarannya meminta senilai $1,4 juta, namun dana tersebut disetujui hanya $700 ribu.
“Program kami ditahun ini, banyak yang dibatalkan. Sementara, APBN tahun 2023, kami meminta $1.4 juta, namun di kurangi hingga $700 ribu. Ini membuat kami sedih karena anggaran senilai $1.4 juta tersebut dapat yang kami usulkan itu untuk meningkatkan produksi bambu,” ujarnya.
Direktur itu menambahkan, Institut Bambu juga menanam produk bambu, namun pada saat dibutuhkan akan membayar lagi $0,85 cen untuk satu batang bambu, termasuk juga bambu bentuk gripes $0,20 cen per batang, yang dibeli lagi dari masyarakat.
“Bagi kelompok yang rajin, dapat meghasilkan pendapatan. Kadang satu truk yang membawa bambu bentuk gripes dapat menghasilkan pendapatan senilai $800 hingga $1000,” tuturnya.
Menurutnya, kegiatan bambu dapat memberikan peluang kerja. Jadi warga negara TL tidak perlu untuk bekerja di luar negeri.
“Bambu dikirim dari semua totamadya, tidak termasuk RAEOA (Daerah Administratif Spesial Oecusse Ambeno), Covalima dan juga Maliana (Kotamadya Bobonaro) yang saat ini sedang di proses,”ucapnya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz