DILI, 15 September 2022 (TATOLI)— Kepresidenan Republik bekerjasama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Portugal di Timor-Leste menyelenggara pameran film berjudul ‘ABANDONADOS’ di Pusat Konvensi Dili (CCD), selasa ini.
Presiden Republik, José Ramos Horta mengatakan film ini menceritakan sejarah Timor-Leste selama penjajakan Jepang dalam perang dunia kedua.
“Penjajakan Jepang di TL tidak lama. Jepang masuk ke TL tahun 1942 hingga 1945 dan perang dunia kedua di Eropa selama lima tahun, dan banyak orang yang meninggal akibat perang. Penjajakan yang dilakukan Jepang mengakibatkan banyak orang di Asia juga meninggal, seperti Filipina, Malaysia, Myanmar dan termasuk TL,” kata Presiden Horta kepada wartawan.
Presiden Horta menjelaskan, dalam film tersebut diceritakan tugas penting seorang Jenderal Pires dari Portugal yang merupakan anggota kolonel dalam membantu rakyat TL.
“Film ini di produser oleh Francisco Masu, yang terkenal di Eropa. Ia sangat profesional dan telah memproduser banyak film,” kata Kepala Negara.
Film ‘ABANDONADO’, menceritakan tentang perang dunia kedua, sesuai dengan kenyataan tentang penjajakan Jepang di Timor-Leste dan perlawananya, termasuk penyerangan pertama dari tentara militer Australia melawan tentara Jepang di markas.
Dalam film tersebut menceritakan juga tentang bagaimana otoritas Portugis termasuk, rakyat dan militarnya ditugaskan untuk melindungi dan menyelamatkan korban dari penjajakan Jepang selama tiga tahun. Dan sekitar 50.000 rakyat TL hidup dalam peperangan.
Penyuntingan film ABANDONADOS, diambil di pulau Porto Santo dan Madeira, Portugal yang dibuat seolah-olah di TL.
Selain itu, aktor dalam film tersebut dimainkan oleh aktor Portugal seperti, Marco Delgado, António Pedro Cerdeira, Elmano Sancho, Virgilio Castelo, Vitor Norte, Joaquim Nicolau, dan juga diperangkan aktor dari warga negara TL.
Pameran tersebut secara resmi dibuka, Presiden Republik, Jose Ramos Horta dengan dihadiri Ketua Parleman Nasional, Aniceto Guterres, Perdana Menteri, Taur Matan Ruak, dan Otoritas pemerintah lainnya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz