DILI, 02 november 2022 (TATOLI)– Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), António Guterres dalam peringatan Hari Internasional Mengakhiri Impunitas terhadap Jurnalis mengungkapkan pers yang bebas penting untuk demokrasi karena mampu berdiri untuk kebenaran, keadilan, dan HAM (Hak Asasi Manusia).
Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan terhadap Jurnalis atau International Day to End Impunity for Crimes Against Journalist diperingati setiap 2 november. Hari tersebut ditetapkan dalam `Resolusi Majelis Umum A/RES/68/163,` oleh Majelis Umum PBB.
“Pers yang bebas sangat penting untuk demokrasi yang berfungsi, mengungkap kesalahan, menavigasi dunia kita yang kompleks dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ungkap Sekjen PBB dalam surat siaran pers yang diakses Tatoli.
Meskipun begitu, Ia mengakui lebih dari 70 jurnalis telah dibunuh tahun ini hanya karena memenuhi peran ini dalam masyarakat. Sebagian besar kejahatan ini tidak terpecahkan. Sementara itu, rekor jumlah wartawan yang dipenjara hari ini, sementara ancaman penjara, kekerasan dan kematian terus meningkat.
Lonjakan disinformasi, intimidasi online, dan ujaran kebencian, khususnya terhadap jurnalis perempuan, berkontribusi pada mencekik pekerja media di seluruh dunia.
Intimidasi melalui penyalahgunaan hukum, keuangan, dan cara-cara lain melemahkan upaya untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang berkuasa. Tren ini tidak hanya mengancam jurnalis, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Jurnalis bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas bagi semua pekerja media. Saat PBB menandai ulang tahunnya yang kesepuluh, Ia menyerukan kepada Pemerintah dan komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi jurnalis.
Menurutnya dunia harus mengakhiri budaya impunitas yang sama dan memungkinkan jurnalis melakukan pekerjaan penting mereka.
“Pada Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas untuk Kejahatan terhadap Jurnalis, mari kita hormati pekerja media kita, dan membela kebenaran, keadilan, dan hak asasi manusia untuk semua,” pintanya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz