DILI, 28 oktober 2022 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO -inggris) melaporkan bahwa meskipun penyakit tuberkulosis (TB) ada di seluruh dunia, tetapi saat ini 30 negara termasuk dalam daftar pengidap TB terbanyak di dunia.
“Meskipun ada TB di setiap bagian dunia, 30 negara menanggung beban tertinggi,” tulis laporan TB Global Dunia 2022 yang diakses Tatoli, jumat ini.
Ke-30 negara tersebut terdiri dari Angola, Bangladesh, Brasil, Republik Afrika Tengah, China, Kongo, Republik Demokratik Rakyat Korea, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Gabon, India, Indonesia, Kenya, Lesotho, Liberia, Mongolia, Mozambik, Myanmar, Namibia, Nigeria, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Sierra Leone, Afrika Selatan, Thailand, Uganda, Republik Tanzania, Vietnam dan Zambia.
Sebelumnya pada tahun 2014 dan 2015, semua Negara Anggota WHO dan PBB mengadopsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB dan Strategi Akhir TB WHO. SDGs dan Strategi Akhir TB keduanya mencakup target dan pencapaian untuk pengurangan besar dalam kejadian TB, kematian TB dan biaya yang dihadapi oleh pasien TB dan rumah tangga mereka.
Pada tahun 2018, negara-negara yang berkumpul pada pertemuan tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang TB berkomitmen untuk mempercepat pekerjaan menuju target ambisius guna mengobati 40 juta orang tambahan dengan TB dan memberikan pengobatan pencegahan kepada setidaknya 30 juta orang yang berisiko mengembangkan TB.
TB sendiri menjadi pembunuh menular kedua (setelah COVID-19) paling mematikan, disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) yang paling sering menyerang paru-paru. Ini dapat menyebar ketika orang yang sakit dengan TBC mengeluarkan bakteri ke udara, misalnya, dengan batuk.
Kebanyakan orang yang mengembangkan penyakit ini adalah orang dewasa. Pada tahun 2021 terdapat laki-laki menyumbang 56,5% dari beban TB, wanita dewasa menyumbang 32,5% dan anak-anak sebesar 11%. Banyak kasus baru TB disebabkan oleh lima faktor risiko, kurang gizi, infeksi HIV, gangguan penggunaan alkohol, merokok dan diabetes.
Hambatan ekonomi dan keuangan dapat mempengaruhi akses ke perawatan kesehatan untuk diagnosis TB dan penyelesaian pengobatan TB, sekitar setengah dari pasien TB dan rumah tangga mereka menghadapi biaya total bencana akibat penyakit TB.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz