iklan

POLITIK, INTERNASIONAL

Xanana: Kami tidak akan lupakan peran PBHI bela hak-hak rakyat Timor-Leste

Xanana: Kami tidak akan lupakan peran PBHI bela hak-hak rakyat Timor-Leste

Pemimpin Karismatik, Kay Rala Xanana Gusmão. Foto TATOLI/António Daciparu

DILI, 28 september 2022 (TATOLI) — Pemimpin Karismatik, Kay Rala Xanana Gusmão, dalam peringatan ulang tahun Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) ke-25, mengatakan Timor-Leste (TL) tidak akan pernah melupakan peran organisasi tersebut dalam mendukung hak-hak rakyat TL.

Sebagai pemimpin perlawanan rakyat Timor, Xanana bekerjasama dengan PBHI yang sebelumnya dipimpin oleh Ketua Johnson Panjaitan untuk memperjuangkan pembebasan rakyat TL, dan PBHI tidak gentar dalam menyuarakan ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di TL atau Timor-Timur (Timtim) waktu itu.

Masih sangat terlintas dan selalu akan dikenang oleh Xanana bahwa PBHI mengakui rakyat Timor dan rakyat Indonesia sangat menderita dibawah rezim Soeharto kala itu.

“Kami tidak akan melupakan peranan PBHI untuk membela hak asasi manusia dan hak-hak rakyat TL selama masa perjuangan.  Atas nama seluruh rakyat TL, saya menyampaikan  selamat  ulang tahun kepada PBHI yang lebih dari 25 tahun gigih dan berani membela dan memperjuangkan hak-hak mereka yang tertindas termasuk berkontribui besar atas perubahan struktural mencapai reformasi dan demokrasi di Indonesia,” jelas Xanana Gusmão, dalam  siaran pers yang diakses Tatoli, rabu ini.

Xanana juga menyampikan rasa terima kasih kepada seluruh jajaran PBHI yang telah menjalin kerjasama selama masa perjuangan rakyat  dalam hal memperjuangkan hak sasi manusia.

“Merupakan suatu kehormatan untuk menyampikan  selamat ulang tahun untuk Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia   atas hari jadinya yang ke-25,” tutur Xanana dalam pesannya.

Xanana mengatakan, TL menjadi sasaran pendudukan militar yang brutal selama 24 tahun, antara tahun 1975 dan 1999. Rakyat Timor-Leste merasakan ketidakadilan dan hak-haknya dirampas selama masa itu.

“Pembunuhan massal termasuk penculikan dan penyiksaan terjadi waktu itu.  Selama beberapa masa suram menjelang dan sesudah referendum kemerdekan kita pada agustus 1999, PBHI berdiri bersama rakyat Timor membela hak asasi mereka,” kenang Xanana.

Xanana juga menyampaikan pesan solidaritas untuk kongres PBHI ke-VII dan menurutnya, PBHI telah banyak berkontribusi untuk pembelaan hak asasi manusia yang terus  menjadi inspirasi bagi para aktivis dan masyarakat sipil Indonesia.

“Sayangnya kita masih hidup di dunia di mana intoleransia, kemiskikan dan diskriminasi merusak hak asasi manusia yang menyebabkan penderitaan. Pandemi COVID-19 telah meningkatkan kekhawatiran ini, dan menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan dan penindasan kita telah melihat negara-negara barat menimbun vaksin dan bertidak demi kepentingan diri sendiri,” kata Xanana.

Xanana juga mengatakan,  negara-negara kurang berkembang tertinggal untuk berjuang sendiri tanpa perlindungan atau dukungan. Itulah mengapa TL membutuhkan organisasi seperti PBHI lebih dari sebelumnya untuk berkonsolidasi melawan penindasan selama masa pendemi dan melanjutkan perjuangan untuk keadilan dan supremasi hukum.

Catatan PBHI selama 24 tahun sejak tahun 1975 hingga 1999 terjadi pelanggaran hak sasi manusia dilakukan oleh aparat kemanan Indonesia dan kurang lebih 200.000 sampai 250,000 penduduk Timor-Leste terbunuh termasuk sejumlah anak-anak, dan perempuan mengalami pelecehan kemanusiaan.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!