DILI, 24 september 2022 (TATOLI)— Presiden Republik Timor-Leste (TL), José Ramos Horta memperkenalkan Timor-Leste pada dunia sebagai negara yang memilki ketenangan, kedamaian dan aman, meski, TL memiliki angka kriminalitas, tetapi sangat rendah dibandingkan dengan dunia saat ini yang sedang dilanda konflik.
José Ramos Horta menyampaikkan hal tersebut melalui pidatonya di sesi UNGA (Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa) yang ke-77, di New York Amerika Serikat, pada 23 september 2022.
“Di dunia yang dilanda konflik seperti, Myanmar, Afghanistan, Yaman hingga Ukraina, namun Timor-Leste adalah negara yang memiliki ketenangan dan kedamaian. Kriminalitas umum terjadi namun sangat rendah, perampokan bersenjata tidak pernah terdengar. Kami tidak memiliki kejahatan terorganisir,” katanya.
Berita terkait : Presiden Horta bersama delegasi rayakan 20 tahun Timor-Leste jadi anggota PBB di New York
Diungkapkan, penduduk Katolik dan komunitas saudara dan saudari Protestan dan Muslim hidup berdampingan dalam harmoni total. Timor-Leste tidak memiliki satu pun kasus ketegangan dan konflik berbasis etnis atau agama.
Bekerja dengan Sekretariat Komite Tinggi Persaudaraan Manusia yang didirikan pada Februari 2019 untuk menandai pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Profesor Ahmed Al-Tayeb, di mana kedua pemimpin dunia menandatangani Dokumen tentang Persaudaraan Manusia.
“Saya menyerahkan Dokumen tersebut kepada Parlemen Nasional. Kami pun segera mengadopsi dokumen tersebut. Dimana Parlemen Nasional telah menyetujui untuk mengadopsi dokumen itu. Jadi, kedepannya dokumen itu akan masuk dalam kurikulum nasional sekolah di TL,” ungukap Presiden Horta.
Menurut mantan diplomat tersebut, Timor-Leste adalah negara paling Katolik kedua di dunia, dan menjadi negara pertama yang secara resmi mengadopsi Deklarasi Persaudaraan Manusia.
Berita terkait : Partisipasi sidang PBB, Presiden Horta ke Amerika Serikat
Dengan inisiatif lintas agama semacam ini, Ia yakin, relevan dengan acara Tingkat Tinggi yang menandai Deklarasi Hak-Hak Orang-Orang yang Menjadi Minoritas Nasional atau Etnis, Agama dan Linguistik yang diadakan minggu ini.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz