iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN

Timor-Leste siap implementasikan deklarasi Paro tentang kesehatan mental

Timor-Leste siap implementasikan deklarasi Paro tentang kesehatan mental

Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 22 september 2022 (TATOLI)—Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo mengatakan Pemerintah Timor-Leste (TL) melalui kementerian terkait siap mengimplementasikan deklarasi Paro tentang kesehatan mental dalam sesi ke-75 Komite Regional WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) SEARO (South East Asia Region).

Dijelaskan, biasanya jika ada pertemuan seperti ini akan menghasilkan suatu deklarasi gabungan atau sebuah resolusi dan deklarasi yang penting, dan dikesempatan ini berhubungan dengan penyakit mental yang menjadi program prioritas.

“Karena kita menjadi anggota WHO -SEARO dan keputusan yang kita ambil ini bukan hanya dari satu orang tetapi dari semua anggota. Artinya, harus diimplementasikan peningkatan layanan kesehatan mental,” ucap Menteri Odete usai bertemu   Perdana Menteri (PM), Taur Matan Ruak di Farol, kamis ini.

Menurutnya, alasan utama menghadirkan deklarasi ini dilihat pada pandemi COVID-19 yang selama dua tahun memberikan dampak besar bagi banyak orang.

Sebelumnya Kementerian Solidaritas Sosia Inklusif (MSSI -tetum) sendiri meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk lebih memperhatikan  pasien penyakit mental serta menyediakan tempat khusus bagi mereka. Jadi,  deklarasi tersebut menjadi landasan   bagi Kemenkes untuk menerapkan program terkait.

Sebelumnya pada 6 agustus 2022 di Bhutan, Timor-Leste bersama sepuluh (10) negara anggota WHO-SEARO dalam Sesi ke-75 Komite Regional telah mengadopsi Deklarasi Paro yang berkomitmen untuk Akses Universal ke Perawatan dan Layanan Kesehatan Jiwa yang Berpusat pada Rakyat.

Negara yang termasuk anggota SEARO adalah Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste.

“Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental. Meningkatkan investasi dalam kesehatan mental, termasuk untuk layanan preventif dan promotif di tingkat perawatan primer, mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan produktivitas, pekerjaan, dan kualitas hidup,” kata Direktur Regional WHO SEARO, Poonam Khetrapal Singh pada pertemuan tersebut di Bhutan.

Deklarasi tersebut mendesak negara-negara Anggota untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan multisektoral di sepanjang perjalanan hidup untuk mengatasi risiko kesehatan mental dan mengurangi kesenjangan pengobatan yang diperburuk oleh pandemi COVID-19 untuk memastikan bahwa layanan kesehatan mental menjangkau semua yang membutuhkan.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!