DILI, 22 september 2022 (TATOLI)—Perwakilan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) menghargai dan mengapresiasi inisiatif Timor-Leste (TL) untuk menerapkan Persaudaraan Manusia antar umat beragama.
“Sangat mengapresiasi karena disitu juga ada kesamaan dengan program-program Muhammadiyah yang kaitannya dengan dakwah kemanusiaan yang berbasis multikultural sebagai manusia. Kita semuanya itu harus kembali kepada rasa kemanusiaannya dan berbaik kepada sesama kita dan saling membantu dan membangun,” kata Perwakilan Muhammadiyah, Ustadz Musta’in pada Tatoli secara esklusif di Balide.
Berita terkait : Mgr. Virgílio Kardinal bangga TL adopsi dokumen persaudaraan manusia
Ia melihat, Timor-Leste selama ini mampu untuk menjaga persatuan antara manusianya dengan baik dan hal ini juga saat ini terus diperjuangkan oleh negara-negara lain.
Karena itu, katanya tidak ada kelebihan seorang individu dari individu yang lain. Satu golongan atas golongan yang lain. Satu ras atas ras yang lain dan juga warna kulit atas warna kulit yang lain, tetapi manusia itu sama.
“Dengan persaudaraan tersebut sesama anggota masyarakat dapat melakukan kerja sama sekalipun di antara warganya terdapat perbedaan prinsip. Namun, perbedaan-perbedaan yang ada bukan dimaksudkan untuk menunjukkan superioritas masing-masing terhadap yang lain, melainkan untuk saling mengenal dan menegakkan prinsip persatuan, persaudaraan, persamaan dan kebebasan,” tuturnya.
Berita terkait : Presiden Horta dan Wakil PM Vatikan luncurkan Pusat Persaudaraan Umat Manusia
Sementara, Perwakilan NU Inayah Wulandari menilai, persaudaraan manusia sangat penting di dunia.
“Ini menjadi sesuatu yang penting karena ini saatnya kita memunculkan kemanusiaan di atas yang lain. Kalau tidak nanti kita sendiri sebagai manusia yang akan punah karena tidak berjuang bagi lingkungan hidup,” jelasnya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz