DILI, 21 september 2022 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berniat terus berinvestasi dalam pencegahan tembakau di dalam negeri. Untuk itu, dibentuk dan diluncurkan lagi Pusat Rehabilitasi Berhenti Merokok baru bagi perokok di kotamadya Liquiçá, Ainaro dan Ermera.
Kepala Departemen Penyakit Tidak Menular, Héctor Pereira, mengatakan, tahun ini, Kemenkes telah meluncurkan sebuah pusat rehabilitasi bagi perokok di Bairro Formosa, Dili. Dia menambahkan bahwa ruang serupa dimaksudkan akan dibuat di Pusat kesehatan Vera-Cruz, Becora dan Hera.
“Kami sedang memeriksa kesesuaian ruang. Kami menciptakan pusat konseling berhenti merokok ini. Biasanya perokok mendapatkan pengobatan berdasarkan jumlah bungkus rokok yang dikonsumsi setiap hari”, kata Héctor Pereira kepada wartawan di Manleuana, Dili.
Sementara, Direktur Eksekutif Aliansi Pengendali Tembakau Nasional Timor-Leste (ANCT-TL), Sancho Fernandes, mengatakan, menurut pantauan, lebih dari 300 pasien mendapat pengobatan di Pusat rehabilitasi merokok di Bairro Formosa.
“Namun demikian, Kemenkes perlu melakukan sosialisasi tentang beroperasinya balai-balai tersebut agar menarik para perokok untuk berkonsultasi untuk berhenti merokok,” ujarnya.
Sancho Fernandes menyoroti perlunya kementerian untuk menyesuaikan Program Rehabilitasi Perokok ke dalam program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Terpadu (SISCA) dan Kesehatan Keluarga.
Ia pun menyatakan keprihatinan tentang impor ilegal tembakau ke negara ini. “Meskipun harga tembakau meningkat, satu batang rokok terus dijual. Itu sebabnya anak-anak merokok. Hal ini diperlukan untuk memperkuat undang-undang tembakau untuk memerangi penjualan rokok tunggal,” ujarnya.
Dia mengimbau Pemerintah untuk membentuk komisi nasional untuk pengendalian tembakau.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 60,7% orang Timor-Leste merokok, dan 9,4% adalah perempuan.
Menurut survei WHO pada tahun 2021, penduduk Timor-Leste menghabiskan 64 juta dolar setahun untuk membeli rokok. Studi lain, yang dilakukan pada tahun 2019 oleh Global Youth Tobbaco, mengungkapkan bahwa 30,9% anak muda berusia antara 13 dan 15 tahun merokok, meskipun ada penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 tercatat 42,4%.
Pusat Berhenti Merokok telah diluncurkan oleh Pemerintah melalui Kemenkes pada oktober 2021 lalu.
Reporter : Isaura Lemos de Deus
Editor : Maria Auxiliadora (penerjemah : Armandina Moniz)