DILI, 05 agustus 2022 (TATOLI)–Arafura & Timor Seas Ecosystem Action (ATSEA) dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menggelar pelatihan “Pengelolaan Berkelanjutan Ekosistem Laut dan Pesisir di Kawasan Laut Arafura dan Laut Timor” kepada jurnalis aktif dari Indonesia, Papua Nugini dan Timor Leste.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim, mengatakan program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas jurnalis, meningkatkan pemahaman, rasa urgensi dan perspektif mereka tentang ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati laut, dan krisis iklim di wilayah Arafura dan Laut Timor (ATS).
“Tujuannya untuk memberikan pemahaman dan perspektif lanjutan tentang isu-isu yang berkaitan dengan perlindungan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati laut, dampak perubahan iklim dan pengelolaan wilayah pesisir,” Ketua Umum AJI Indonesia, Sasmito Madrim, mengatakan dalam Pelatihan Online tersebut.
Selain itu, pelatihan ini akan menggugah rasa urgensi di kalangan jurnalis sebagai pelaksana kerja pers tentang isu-isu kritis terkait kelestarian lingkungan, seperti ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati laut, dan perubahan iklim.
Pelatihan ini pun akan mendorong peserta untuk terlibat dalam advokasi kebijakan publik dan meningkatkan kesadaran pemerintah tentang isu-isu yang berkaitan dengan ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati laut dan perubahan iklim.
Dalam pelatihan ini disiapkan modul-modul yang dibawakan oleh pembicara dari wilayah ATS yang masing-masing memiliki pengalaman luas di bidang ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati laut, dan krisis iklim.
Bahan pelatihan tersebut dipersiapkan oleh Professor Augustine Mungkaje, University of PNG; Handoko Adi Susanto, Regional Manager ATSEA- 2 Project; Mohammad Mukhlis Kamal, Department of Aquatic Resources Management, Padjadjaran University;
Yusuf Fajariyanto, Ocean Protection Senior Manager of Indonesia Oceans Program Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN); Dedi S. Adhuri – senior researcher at the Center for Community and Cultural Research (PMB) – National Research and Innovation Agency (BRIN); Erin Parke – Social Affairs Journalist of Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan Inga Stunzner – Journalist of Australian Broadcasting Corporation (ABC) News.
Modul dan silabus untuk pelatihan ini sendiri terdiri dari Pengetahuan dan kemampuan menganalisis masalah; Laut Arafura dan Timor: Kepentingan Ekologis, Nilai Sosial Budaya, Ancaman dan Tantangan; Isu Tata Kelola dan Prioritas Bidang Kelautan dan Perikanan di Wilayah ATS; Perikanan dan Ekosistem Berkelanjutan di Wilayah ATS; Konservasi Laut dan Ekonomi Biru di Kawasan ATS; Memberdayakan Kesetaraan Gender untuk Mitigasi Dampak Iklim di ATS.
Berbagi pengalaman yang mencakup isu lingkungan (kelautan dan perikanan); Diskusikan film dokumenter; Teknik pelaporan (Perencanaan -pelaporan- penulisan/produksi); Mitigasi keselamatan dan etika pelaporan.
Program ini berlangsung selama tiga bulan yanga diawali dengan pelatihan yang diadakan selama 3 (tiga) hari secara daring (online) pada 2-4 Agustus 2022 yang diikuti oleh 21 jurnalis dari ketiga negara. Pelatihan dilakukan secara daring dimana AJTL (Asosiasi Jurnalis Timor-Leste) menjadi salah satu vocal point.
Jurnalis Timor-Leste yang hadir dalam pelatihan ini terdiri dari Evangelisto Gantry dos Santos (News VIP TV); David da Costa Gusmão (Neon Metin); Cidalia Antoninha Fátima da Conceição (TATOLI Agência Noticiosa de Timor-Leste); Cristiana Ximenes Belo (Radio Racambia); dan Filomeno Martins (TATOLI Agência Noticiosa de Timor-Leste).
Peserta pelatihan akan berkesempatan menjadi penerima beasiswa liputan eksklusif, dengan mengajukan proposal tentang isu-isu kelautan, ekosistem pesisir dan konservasi. Pelatih akan memilih 12 proposal terbaik, yang akan diberikan pendampingan selama satu bulan.
Hasil liputan peserta melalui proses fellowship peliputan program ini akan dipublikasikan dan didistribusikan di tiga negara (Indonesia, Timor-Leste dan Papua Nugini).
Reporter : Cidalia Fátima
Editór : Cancio Ximenes