iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL

Pendapatan berkurang, 20 perusahaan internasional tutup bisnis di Timor-Leste

Pendapatan berkurang, 20 perusahaan internasional tutup bisnis di Timor-Leste

Direktur Eksekutif Layanan Pendaftaran dan Verifikasi Bisnis (SERVE, IP), Florêncio Sanches. Foto TATOLI/Jogerjo Guterres

DILI, 23 juni 2022 (TATOLI)— Sedikitnya 20 perusahaan internasional menutup bisnis mereka di Timor-Leste, karena kurangnya pendapatan yang dihasilkan.

Direktur Eksekutif Layanan Pendaftaran dan Verifikasi Bisnis (SERVE, IP), Florêncio Sanches mengatakan, sejak januari hingga  juni tahun ini, 20 perusahaan internasional memilih untuk menutup bisnis mereka.  Karena, kurangnya pendapatan yang dihasilkan di Timor-Leste.

“Alasannya, tidak ada pendapatan. Sehingga, mereka tidak mampu untuk membayar biaya lainnya seperti listrik, tempat, air bersih dan juga gaji untuk para pegawai,” jelas Florêncio Sanches di Timor Plaza, kepada Tatoli, kamis ini.

Berita terkait : SERVE mendaftar 856 perusahaan Indonesia yang membuka usaha di Timor-Leste

Ia menyebutkan total perusahaan yang memilih untuk menutup bisnisnya berjumlah 22, dua diantaranya adalah perusahaan nasional. Dua perusahaan nasional itu beroperasi dibidang restoran dan seni (membuat meja, kursi dan lemari).

Meskipun begitu, Florêncio Sanches menilai angka tersebut dikategori cukup baik. Karena, setiap tahun lebih dari 100 perusahaan memberhentikan usahanya, tetapi setelah mendengar informasi lebih banyak mengenai dukungan pemerintah angka tutupnya perusahaan pun  menurun.

“Sekarang perusahaan yang tutup sudah berkurang. Karena, informasi yang kita sampaikan selama ini terdengar oleh mereka, mengenai dukungan yang diberikan pemerintah,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini Pemerintah telah menyiapkan dana $50 juta melalui kredit SUAVE guna mendukung sektor swasta nasional demi mengembangkan usaha mereka.

Tetapi, untuk mendapatkan dukungan dana tersebut dibutuhkan sertifikat bisnis dari SERVE dan tentunya harus memiliki rencana usaha yang jelas dan lokasi  perusahaan yang akan dibangun.

Florêncio Sanches menyebutkan, hingga saat ini SERVE telah mendaftarkan 38.000 perusahaan. Namun, dari angka itu 90% adalah perusahaan nasional, dan 100 lebih dari perusahaan internasional yang membuka cabang di TL. Sementara itu, 4000 perusahaan berkepemilikan orang asing.

“Perusahaan nasional memang banyak. Tetapi, maioritas mereka tidak memiliki modal yang cukup, namun kita harus tetap menghargai para pengusaha yang membuka bisnis di TL. Karena, mereka memberikan 10% dari penghasilan untuk pajak negara,” ungkap Florêncio Sanches.

Disebutkan ke-20 perusahaan internasional tersebut selama ini melakukan aktivitas di bidang pariwisata, pembangunan, pertanian dan lainnya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!