DILI, 15 Juni 2022 (TATOLI) – Asosiasi TANE Konsumidor meminta Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Perindustrian (MTKI-tetum) untuk menetapkan harga standar produk lokal Timor-Leste di pasar. Alasannya, harga produk lokal di pasar sangat berbeda.
Ketua Asosiasi TANE Konsumidor, António Ramos da Silva ‘Naikoli’ mengatakan, harga produk lokal ditentukan oleh para Petani atau Reseller. Mereka tidak memiliki standar harga untuk produk lokal.
“Kami tidak memiliki standar harga pasar untuk produk lokal, kisaran harga antara produk lokal dan impor berbeda,” katanya kepada Tatoli, di Dili.
Dia menjelaskan, TANE rutin melakukan survei harga produk lokal di pasaran setiap empat bulan sekali. Hasilnya, menunjukkan tidak ada harga pasti untuk produk lokal, dimana harga lokal lebih mahal dari produk impor.
“Kerangka hukum diperlukan untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam menetapkan harga untuk semua produk lokal. Tanpa adanya standar harga untuk produk lokal, konsumen akan membeli produk impor daripada produk lokal. Harga produk lokal harus wajar untuk memastikan konsumen dapat membeli produk lokal dan mengkonsumsinya,” paparnya.
Pada saat yang sama, dia juga mengatakan bahwa penting bagi Kementerian yang bertanggung jawab untuk memperbarui harga produk lokal di pasar setiap minggu. Itu dilakukan sebagai kebijakan untuk mempromosikan dan memastikan konsumen memperbarui harga pasar domestik guna mendorong perkembangan ekonomi dan mencapai tujuan keberlanjutan pemerintah.
Sementara itu, ia juga mempertimbangkan beberapa alasan mengapa produk lokal lebih mahal daripada produk impor. Itu terjadi, antara lain karena produk lokal organik dan kaya nutrisi dan vitamin, sementara alasan lain juga karena jumlahnya yang terbatas.
Selama ini TANE memfokuskan surveinya pada produk lokal seperti beras dan ayam.
Reporter: José Belarmino De Sá
Editor: Nelia Borges (penerjemah : Armandina Moniz)