DILI, 07 juni 2022 (TATOLI)—Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) pada tahun ini menyiapkan dana sebesar $6.4 juta untuk melakukan rehabilitasi dan ekspansi pada pohon kopi, mangrove dan juga pohon pelindung seperti sengon (samtuku – tetum).
Wakil Menteri Pertanian dan Perikanan, Abílio Xavier de Araújo mengatakan kuantitas kopi dalam negeri terus berubah-ubah mulai dari kependudukan Portugal, Indonesia hingga kemerdekaan. Untuk itu dibutuhkan pembaruan pada tanaman kopi untuk meningkatkan produksi.
“Sebelumnya kita mengajukan pada Parlemen Nasional untuk merehabilitasi pohon kopi dengan dana usulan revisi anggaran sebesar $6.4 juta yang dikhususkan untuk menanam pohon kopi dan pohon mangrove,” ungkap Abílio Xavier de Araújo pada Tatoli, senin ini di kantor Direktorat Umum Kehutanan, Kopi dan Tanaman Industri.
Ia menjelaskan, dalam proses implementasi sendiri akan dilakukan melalui kerjasama dengan Sekretariat Negara untuk Lingkungan Hidup sebagai penangung jawab untuk merehabilitasi dan expansi untuk pohon yang harus ditanam dilahan sekitar 10.000 hektar hingga 10.400 hektar.
Sementara, katanya, pihak MAP sendiri akan berfokus pada pohon kopi dan juga pohon pelindung seperti sengon di kotamadya yang terdapat kopi khususnya di Ermera.
“Ermera sendiri dulu banyak pohon tetapi setelah bencana alam dan juga kebutuhan masyarakat setempat memaksa harus memotong dan ini membuat pengurangan sehingga berdampak pada kuantitas kopi. Kita telah membuat beberapa batasan agar tidak memotong pohon sengon (samtuku), untuk bisa menjaga kopi dan juga lingkungan hidup,” jelasnya.
Pembatasan ini sendiri telah diimplementasikan MAP di seluruh kotamadya sebagai metode pencegahan demi meningkatkan produksi kopi di masa depan. MAP memiliki penjaga hutan di seluruh kotamadya untuk melakukan pemantauan dan memberikan sanksi kepada oknum yang tidak mengikuti aturan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Aramandina Moniz